Masa Pandemi Janda Bolong Jadi Idola, Waspada Praktik Monkey Bussines

monkey bussines bukan hal baru dalam dunia bisnis karena hal ini akan terus terjadi dan ada karena melihat peluang dan kesempatan.

Editor: Azwir Ahmad
Tribun Batam/Kompas.com
Janda Bolong 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Mengisi kekosongan waktu di masa pandemi Covid-19 dewasa ini banyak orang menekuni hobi memelihara tanaman hias.

Ditengah penomena makin bertambahnya penghobi tanaman hias, muncul pula kepermukaan tanaman primadona dengan nama yang cukup menggoda yakni Janda Bolong ( Monstrea). Di luar negeri tanaman yang kini banyak diburu ini bernama Swiss Cheese Plant.

Fenomena ini, dalam pandangan Pengamat Ekonomi M Ima Andriyani MSi dapat dimanfaatkan oleh sebagian orang meraup keuntungan dengan membeli dalam jumlah banyak. Dalam perhitungannya dia berharap ketika harganya akan semakin mahal barulah tanaman tersebut dijual kembali dengan mendapat keutungan tentunya.

Fenomena inilah yang disebut monkey bussines, yakni istilah yang mengambil contoh prilaku monyet yang senang atau girang saat mendapatkan apa yang dia inginkan. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan maka monyet akan melompat kegirangan dan lari.

"Jadi monkey bussines ini dimanfaatkan sebagian orang karena melihat peluang yang ada untuk kepentingannya sendiri," ujar Ima saat menjadi narasumber talkshow Palembang inside Smart FM membahas waspada fenomena Monkey bussines, Rabu (7/10/2020).

Ima mengatakan monkey bussines bukan hal baru dalam dunia bisnis karena hal ini akan terus terjadi dan ada karena melihat peluang dan kesempatan.

Apalagi saat ini metode penjualan atau memasang iklan berjalan lebih mudah karena secukup memanfaatkan media sosial saja sehingga bisa menjangkau konsumen lebih luas bahkan dari luar kota.

Sementara itu Indra Kuncen, Praktisi tanaman hias mengatakan fenomena tanaman hias senang tengah booming saat ini sejak pandemi karena masyarakat di rumah saja sehingga merawat tanaman menjadi hobi lama yang kini kembali booming.

Tanaman hias yang booming dan dijual dengan harga mahal ini biasanya jenis tanaman Monstera atau Janda bolong, dan ada pula jenis tanaman keladi asal Kalimantan.

Keunikan tanaman dan warnanya juga spesial yang langkah dinilai menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar tanaman sehingga mereka rela merogoh kocek lebih untuk mengisi waktu luang dan mempercantik rumah dengan tanaman hias.

Indra mengatakan meski harga jual jenis tanaman hias digolongkan mahal namun tidak sampai ada yang dijual hingga ratusan juta karena itu tidak logis harganya.

"Ada memang tanaman hias mahal tapi harganya masih wajar, kalaupun memang yang mahal itu biasanya spesial langkah milik kolektor," ujarnya.

Janda Bolong Alias Monstera Bisa Seharga Ratusan Juta, Kalau Milik Mantan Presiden Bu Mega Mungkin

Suami Cari Janda Bolong di Hutan hingga Tersesat 3 Hari, Istrinya Histeris saat Ditemukan Lemas

AWAS, Janda Bolong Meski Menawan dan Harganya Fantastis, Ternyata Beracun

Indra sendiri enggan menjual tanaman hias ddbgsn harga selangit. Dia menjualnya dengan harga wajar saja karena baginya yang penting jujur berdagang jangan justru aji mumpung.(tnf)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved