Dia bisa makan manusia, tetapi bukan langsung datang makan manusianya, dia kirim angin atau es dulu, baru orangnya secara alamiah dia tewas atau tertidur, baru (Dingo) dia datang makan.
Tetapi orang tertentu yang dianggap musuh, biasanya marga-marga lain.
Sementara marganya kami, dia berbagi kasih, dia datang minta makan, hebatnya dia bisa kumpul di suatu gunung dan bernyanyi," tuturnya.
Namun untuk beberapa marga dari Suku Moni, sambung Maximus yang juga berprofesi sebagai pemandu bagi pendaki puncak Carstensz, Dingo kerap datang dan meminta makan.
• HEBOH Pria Ini Mengaku Setubuhi Anjing Demi Melampiaskan Hasrat Seksualnya Setelah Nonton Film Porno
Makanan yang diberi pun bukan berupa daging, melainkan umbi-umbian yang menurut Maximus, juga disukai oleh Dingo.
Harus dibukukan
Berapa populasi Dingo, hingga kini masih menjadi misteri karena sejauh ini belum ada penelitian yang secara khusus dilakukan untuk mengungkap hal tersebut.
Maximus sendiri meyakini bila Dingo sudah terancam punah sehingga perlu ada segera penelitian ilmiah untuk menentukan tindakan apa yang paling tepat untuk menyelamatkan spesies tersebut.
"Dingo sangat terancam punah, itulah kita perlu segera buat penelitian dan perlu ada sponsor dari berbagai pihak terutama Pemprov Papua bekerja sama dengan akademisi Uncen dan masyarakat adat, ini berbicara tentang jati diri Papua," kata dia.
Selain untuk menyelamatkan populasinya, cerita rakyat/mitos tentang Dingo pun ia anggap perlu segera dibukukan agar kisahnya tidak lenyap.
DIngo, menurut Maximus, bukan hanya sekedar hewan, tetapi juga menjadi pelengkap bagi jati diri Papua yang memiliki kekayaan alam melimpah.
• Miris! Anjing Ini Nangis Gegara Dipaksa Makan Pedas, Pemilik Malah Berdalih Hewan Itu Menikmatinya
"Kita ingin segera melakukan penelitian karena ini sebuah cerita rakyat dan ada fakta di balik kekayaan emas kita, ada flora fauna yang luar biasa, tetapi ada hewan yang menjadi saksi hidup, yaitu anjing Dingo," ujarnya.
"Walau sudah ada penelitian dari Uncen, dari luar negeri, tetapi kita dari Papua harus punya tanggung jawab moral tentang alam kita.
Ini sebuah cerita yang harusnya diceritakan kepada keturunan kita, tetapi jangan cerita yang mengarang dan harus yang benar," sambung Maximus.
Hal ini pun diamini oleh Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait, yang menjuga melihat Dingo sebagai bagian dari cerita rakyat yang harus segera didokumentasikan dengan baik.