SRIPOKU.COM - Jika hendak menunaikan hajat, baik buang air besar atau air kecil, maka hendaklah mengikuti adab dalam melaksanakannya.
Banyak memang adab yang semestinya diketahui dan amalkan.
Pentingnya mendengar atau membaca mengenai adab-adab dalam Islam.
Islam telah mengajarkan umatnya adan ketika hendank membuang air.
Dalam Islam, terdapat beberapa adab buang air yang diajarkan oleh Rasulullah.
Agama kita adalah agama penuh dengan adab atau akhlak yang mulia, sehingga Rasulullah saw sendiri bersabda dalam hadis sahih:
“Sesungguhnya aku dibangkitkan adalah utuk menyempurnakan akhlak manusia.”
Karena itu semua masalah dalam agama ini ada adabnya.
Berpakaian ada adabnya, tidur ada adabnya, shalat ada adabnya, puasa ada adabnya, demikianlah seterusnya.
Itu semua tentunya di samping rukun dan syarat.
Di antara adab buang air besar ataupun kecil adalah tidak menghadap atau membelakangi kiblat, sesuai sabda Rasulullah saw:
“Apabila salah seorang di antara kalian duduk untuk buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya” (HR. Muslim dan Imam Ahmad).
Begitu pula Rasulullah bersabda:
“Apabila kalian datang ke tempat buang hajat, maka janganlah kalian menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat besar atau kecil, tetapi menghadaplah ke Timur atau ke Barat.”
Abu Ayyub berkomentar:
“Ketika kami sampai di Syam, lalu kami mendapatkan WC-WC di sana dibangun dengan posisi menghadap Kakbah, maka kami pun menyerongkan posisi duduk dan kami pun beristighfar (mohon ampun) kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis yang lain Muslim juga meriwayatkan Abu Ayyub berkata:
“Rasulullah saw sungguh-sungguh telah melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat besar dan kecil.”
• Bacaan Doa Sesudah Adzan Bahasa Arab, Latin & Arti, Ini Lafaz Azan & Iqomah serta Hukum Menjawabnya
Melansir laman sumsel.kemenag.go.id dari Risalah Tuntunan Shalat Lengkap mengenai adab buang air.
Adab Buang Air
1. Jangan di tempat yang terbuka.
2. Jangan ditempat yang dapat mengganggu orang lain.
3. Jangan bercakap cakap kecuali keadaan memaksa.
4. Kalau terpaksa buang air ditempat terbuka, hendaknya jangan menghadap kiblat.
5. Jangan membawa dan membaca kalimat Al Qur'an.
• Mengenal Macam-macam Najis, Begini Cara Mensucikan Diri dan Menghilangkan Najis Berat hingga Ringan
Dikutip dari Serambinews.com berikut ini beberapa dalil yang menganjurkan mengenai adab buang air.
Atas dasar itu ulama berpendapat bahwa dalam duduk membuang air besar atau kecil kita dilarang menghadap atau membelakangi Kakbah (kiblat), baik di tempat terbuka ataupun buang hajat kita itu didalam bangunan seperti WC sekarang ini.
Tetapi ulama lain, termasuk jumhur ulama berpendapat bahwa yang demikian itu kalau kita buang air di tempat terbuka (khala’), bukan di dalam bangunan khusus untuk itu seperti WC.
Kalau dalam bangunan WC tidak terlarang, meskipun menghindari adalah lebih baik.
Pendapat kedua ini juga ada dalilnya, antara lain, Ibnu meriwayatkan, beliau berkata:
“Pada suatu hari aku naik ke atas rumah Hafshah lalu terlihat olehku Rasulullah saw sedang buang hajat dengan menghadap ke Syam dan membelakangi Kakbah.” (HR. Bukhari, Muslim dll).
Jabir bin Abdullah juga meriwayatkan hadis dengan mengatakan:
“Rasulullah saw telah melarang kencing menghadap kiblat, akan tetapi setahun sebelum beliau wafat aku melihat beliau kencing menghadap kiblat.” (HR. Bukhari, Muslim, dll.)
Di depan Rasulullah saw Aisyah ra juga pernah berkata:
“Ada sebagian orang (sahabat) tidak suka menghadapkan ke kiblat waktu buang air.”
Mendengar demikian, Rasulullah bersabda:
“Atau benar-benar mereka telah melakukan demikian. Kalau benar ubahlah tempat dudukku (di WC) agar menghadap ke kiblat, untuk mereka ketahui, sehingga dalam bangunan WC mereka tidak mesti melakukan demikian.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Demikian juga Marwan Al-Ashfar, berkata:
“Aku melihat Ibnu Umar ra menderumkan (mendudukkan) untanya menghadap kiblat, lalu beliau kencing sedang beliau juga menghadap kiblat.”
Maka, aku bertanya: “Wahai Abu Abdurrahman, bukankah Rasulullah saw telah melarang hal itu?” Beliau menjawab:
“Memang betul, tetapi beliau melarang hal itu (dilakukan) di tanah yang lapang. Kalau di antara kamu dan kiblat itu ada sesuatu yang menghalangi atau menutupi, maka itu tidak mengapa dilakukan.” (HR. Abu Daud).
• Cara Menjawab Adzan dan Iqomah, Sunnah Menjawab Adzan dan Iqomah Bagi yang Mendengar, Perbanyak Doa
Adapun pendapat yang rajih (lebih kuat) menurut pengasuh adalah adalah mengamalkan semua hadits tersebut di atas, dengan mengkhususkan hadis larangan penuh itu bagi buang air di lapangan terbuka, haram hukumnya menghadap atau membelakangi kiblat.
Sementara, hadis-hadis yang membenarkannya digunakan khusus bagi buang air di tempat tertutup atau terhalang dari kiblat.
Ini karena tidak mungkin ada atau terjadi pertentangan antara perkataan Rasulullah saw dengan perbuatannya.
Dan pendapat inilah yang dikuatkan Imam Ar-Rafi’ie dalam kitabnya Asy-Syarhul Kabiir, jilid 1, halaman 456.
Memang masih banyak lagi adab-adab yang berkaitan dengan buang air besar ataupun kecil ini.
Ada juga adab-adab yang berkaitan dengan masuk ke WC, seperti masuk dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar mendahulukan kaki kanan.
Tidak membawa masuk tulisan-tulisan nama Allah swt ataupun Rasulullah saw, tidak boleh berbicara di dalam WC, harus memakai sandal atau lapik kaki dan sebagainya.
• Cara Menjawab Adzan dan Iqomah, Sunnah Menjawab Adzan dan Iqomah Bagi yang Mendengar, Perbanyak Doa
Yuk follow Instagram Sriwijaya Post
Serta sukai fanspage Sriwijaya Post
Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV