Embun es di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi. (KOMPAS.COM/DOK DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BANJARNEGARA)
Proses ini dikaitkan dengan pusaran tekanan udara tinggi pada malam hari, dengan angin yang tenang dan tanpa terjadinya awan (malam yang cerah). Radiasi gelombang panjang pelepasan dari permukaan Bumi ke atmosfer menjadi faktor utama yang menyebabkan pendinginan suhu, sehingga pada malam hari terjadi kehilangan energi radiasi yang besar dan lebih cepat.
Selain itu, pembentukan frost radiative juga disebabkan oleh topografi cekungan yang dikelilingi beberapa punggung bukit atau gunung.
Beberapa faktor yang turut mendukung terjadinya frost di Dieng antara lain:
1. Aktifnya musim kemarau dan periode menuju puncak kemarau, ditandai oleh sangat rendahnya intensitas curah hujan. Hembusan angina monsun Australia yang membawa massa udara kering dan dingin semakin intensif dan ekstensif, menyebabkan suhu di wilayah pegunungan menjadi lebih dingin dari biasanya.
2. Tidak adanya tutupan awan juga menyebabkan radiasi balik gelombang panjang pada malam hari semakin kuat, dan lebih banyak dilepas langsung ke atmosfer yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan permukaan tanah dan atmosfer bagian bawah lebih cepat mendingin, bahkan hingga di bawah titik beku 0 derajat Celcius sehingga memungkinkan terbentuknya embun dan membeku.
3. Lokasi dan topografi wilayah sekitar Candi Arjuna termasuk dataran yang berada di lereng pegunungan. Embun es biasanya terjadi pada daerah ngarai (valley) dataran tinggi, yaitu dataran yang cukup luas dan dikelilingi pegunungan.
Penulis: Sri Anindiati Nursastri
Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://www.kompas.com/sains/ dengan Judul:
Bagaimana Embun Es di Dieng Bisa Terbentuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini: