Balita yang kerap menjerit dan kemarahan ini diidentifikasi berdasarkan perubahan sikap dan temperamen.
Pada suatu saat anak mungkin senang bermain dan bernyanyi dan pada saat berikutnya, dia mungkin berteriak.
Ini terjadi karena balita tidak dapat mengomunikasikan alasan pasti terkait rasa frustrasinya dengan keadaan di sekitarnya.
Karena itu, ia menggunakan gerakan seperti berteriak untuk berkomunikasi.
Apa yang harus dilakukan?
Gendong anak dengan memeluk dan menggosok punggungnya. Cobalah untuk tidak memperhatikan jeritan, tetapi memahami apa yang dia ingin komunikasikan.
Katakan padanya, kamu tidak dapat memahami apa pun ketika dia berteriak dan mengekspresikan dirinya dengan suara yang lebih tenang.
Cobalah ajukan pertanyaan seperti, "Apakah kamu kesakitan?" atau "Apakah kamu lapar?"
5. Membakar energi ekstra
Balita penuh energi, dan mereka harus melampiaskannya dengan satu atau lain cara.
Salah satu dari banyak cara mereka membakar energi adalah dengan menjerit.
Apa yang harus dilakukan?
Jika anak sudah lama berada di dalam rumah, keluarlah dan berjalan-jalanlah atau kunjungi taman, di mana ia bisa membakar energi ekstra.
6. Kelelahan
Ketika sangat lelah, kebanyakan balita menjerit dan menangis. Tidak dapat beristirahat menyebabkan amukan, tangisan, dan perilaku irasional.