Bacaan Niat Sholat Dhuha Panjang dan Pendek Lengkap Tata Cara dan Doa Mustajab di Waktu yang Tepat
Bahkan, diperbolehkan pula berdoa dengan bahasa Indonesia sekiranya tidak bisa bahasa Arab. Karena itu doa di luar Sholat.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Rasakan dahsyatnya manfaat Shalat Dhuha dengan melaksanakannya sesuai dengan tata cara yang benar. Maka itu, berikut bacaan Niat Shalat Dhuha dan Tata Cara Shalat Dhuha serta Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Melengkapi ibadah anda sebagai seorang muslim sejati, maka selain sholat wajib, maka dianjurkan pula memperbanyak sholat sunnah, dari banyaknya sholat sunnah, maka salah satunya yakni Sholat Dhuha.
Namun, untuk mendapatkan manfaat dan hikmah dari Sholat Dhuna itu, maka berikut ini bacaan Niat Shalat Dhuha dan Tata Cara Shalat Dhuha serta Jumlah Rakaat Sholat Dhuha seperti ulas secara gambling berdasarkan Alquran dan Hadist.
Seperi diketahui, manfaat Sholat Dhuha diungkapkan sangat banyak bagi umat muslim, diantaranya sebagai pengingat ketika sejumlah umat mulai lupa dan sibuk bekerja. Hal ini dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW bersabda :
“Sholat Dhuha itu Sholat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).
Berikut ini Beberapa tatacara Sholat Dhuha
1. Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu yang afdal untuk melaksanakan shalat Dhuha yakni untuk melaksanakan Dhuha adalah Antara jam 08.00 - 11.00 Pagi.
Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.” HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah.
2. Niat Sholat Dhuha
Seperti dijelaskan oleh ustad Mustain pimpinan pondok Miftahul Huda Tungkal Jaya Muba bahwa berdasarkan ijtima ulama maka semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati.
Makna dan arti adalah dengan hanya mengucapkan di lisan belum dianggap cukup.
Dan melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat.
Pendapat lain seperti diungkapkan jumhur ulama bahwa selain madzhab Maliki, hukumnya Sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.