"Saya sudah mendapatkan izin dari komandan untuk balik ke dalam (hutan) untuk menjenguk orang tua yang sedang sakit. Saya berjalan kaki sekitar 8 hingga 9 jam ke sana," ujarnya.
Ditemani seorang temannya dari kesatuan, Prada Budi berjalan kaki.
Begitu sampai permukiman, suasana langsung haru.
Ibu-ibu, anak-anak yang tinggal di pedalaman langsung berlari menyambut dengan gembira saat mengetahui Budi datang.
Seleksi 9 Pemuda dari Jambi
Sebelumnya, sebanyak 49 pemuda Provinsi Jambi, di antaranya seorang pemuda dari Suku Anak Dalam (SAD), dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan calon Tamtama (Catam) TNI AD, Selasa (23/4/2019).
Mereka menjalani pendidikan di Dodik Secata Rindam II/Sriwijaya Lahat, Sumatera Selatan.
Kapenrem 042/Gapu saat itu, Mayor Inf Firdaus, mengatakan sebelumnya para calon Tamtama tersebut menjalani seleksi daerah yang dilaksanakan di Sub Panda Korem 042/Garuda Putih Jambi.
Selanjutnya, dari pelaksanaan seleksi tersebut, Korem 042/Gapu mengirimkan peserta calon tamtama sebanyak 122 orang (dua orang dari pemuda SAD) untuk mengikuti seleksi tingkat Pusat Penerimaan Calon Tamtama (Cata) Prajurit Karier (PK) TNI AD Gelombang - I TA 2019 Subpanpus Kodam II/Sriwijaya.
Pengiriman itu dipimpin langsung Pangdam II/Sriwijaya yang saat itu dijabat Mayjen TNI Irwan, SIP, MHum, di Markas Dodik Secata Rindam II/Swj Puntang-Lahat, Sumsel.
"Dari 122 orang yang kita kirim mengikuti seleksi tingkat Pusat Penerimaan Calon Tamtama (Cata) Prajurit Karier (PK) TNI AD Gelombang-I TA 2019 Subpanpus Kodam II/Swj, sebanyak 49 orang, adapun 1 orang Pemuda SAD yang bernama Rakel Mahessuara Putra dinyatakan lulus dan mengikuti pendidikan di Dodik Secata Rindam II/Sriwijaya yang telah dibuka Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan pada Senin, 22 April 2019," tuturnya.
Firdaus menjelaskan para pemuda yang mengikuti pendidikan ini merupakan pemuda terbaik dari Provinsi Jambi yang sudah melewati seleksi menjadi calon-calon Tamtama TNI AD.
Mereka telah melewati seluruh tahapan pemeriksaan awal yang ketat dan teliti.
Itu meliputi aspek administrasi, kesehatan, jasmani dan mental ideologi, yang dilaksanakan secara obyektif dan transparan.
"Proses penerimaan prajurit senantiasa dilaksanakan secara transparan serta objektif, sesuai standar dan norma yang telah ditentukan. Hanya calon yang berkualitas, memenuhi persyaratan dan terbaik lah yang layak lulus mengikuti Pendidikan," ujar Kapenrem.