Virus Corona di Sumsel

Palembang Masih belum PSBB, Ahli Mikrobiologi Sumsel: Sudah Basi, yang Penting Sekarang Jaga Imun

Editor: Refly Permana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PSBB Palembang

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kasus positif Covid-19 atau Virus Corona di Sumatera Selatan (Sumsel) terus bertambah.

Bahkan sudah ada beberapa daerah yang zona merah dan dua diantaranya telah mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Di Sumsel yang sudah mengajukan PSBB yaitu Palembang dan Prabumulih.

25 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H Ini Cocok Banget Dibagi di Sosmed IG, FB, Twitter & WA

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan, Prof Dr dr Yuwono, M. Biomed, sedikit kecewa dengan prosedur terkait perizinanan PSBB suatu wilayah.

"Saya agak sedikit kecewa, kenapa PSBB itu butuh persetujuan pusat yang dia pun tidak merasakan," kata Prof Yuwono, saat Live Talk Sumsel Virtual Fest yang diadakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Jumat (8/5/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa ini bukanlah pertempuran manusiawi biasa, tapi libatkan Tuhan.

Memang keputusan di tangan Pemerintah, maka ambillah keputusan yang tegas dan jangan ragu.

"Kalau saya lihat, sebagian masyarakat relatif tata, seperti masjid, kampus, sekolah tutup, tapi seperti pasar masih ramai bahkan ada spanduk Walikota.

Harusnya kalau ia, ia, kalau tidak ya tidak," tegasnya.

Naik Rp 5.000, Harga Emas Antam Jumat 8 Mei 2020 Menjadi Rp 918.000 per Gram

Maka menurutnya, PSBB ini jadi bukan isu yang menarik lagi melainkan sudah basi sehingga yang perlu dilakukan sekarang jaga imunitas.

Terlebih tingkat kematian di Indonesia masih tujuh persen, yang seharusnya tingkat kematiannya itu 4 persen.

Maka nantinya kalau tingkat kematian sudah dibawah 4 persen, mau PSBB atau nggak tidak masalah lagi.

"Sebagai informasi WHO tadinya ngotot kalau Covid-19 tidak ada rekayasa, tapi baru-baru ini WHO menganggap ini ada rekayasa.

Lalu WHO menginterogasi seluruh dunia," ungkapnya.

Bahkan, ada ilmuan yang ditembak mati. Padahal dia hampir menemukan jawaban apa ini Covid-19. Namun kenapa dia meninggal dibunuh.

Lalu di New York, Walikotanya memerintahkan untuk meneliti, kenapa sudah stay at home tapi tingkat penyebaranya masih tinggi.

Berita Terkini