Virus Corona di Sumsel

Cerita Sebenarnya Dibalik Beras Tolakan Pemkot Linggau Nyaris Sampai ke Warga Terdampak Corona

Editor: Refly Permana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pekerja saat mengangkat beras Bulog yang akan dikirim ke Pemkot Lubuklinggau, Jumat (8/5/2020).

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU - Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau mengembalikan beras untuk paket sembako lanjutan yang dibeli dari Badan Urusan Logistik (Bulog) kota setempat.

10 ton beras tersebut sudah dikembalikan lagi ke Bulog oleh Pemkot karena dianggap tidak layak untuk dibagikan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 atau Virus Corona.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bulog Kota Lubuklinggau, Vinaldo Fernandez, menjelaskan sudah mengganti beras yang ditolak Pemkot Lubuklinggau sebanyak 10 ton tersebut.

Palembang Masih belum PSBB, Ahli Mikrobiologi Sumsel: Sudah Basi, yang Penting Sekarang Jaga Imun

"Kita dapat jatah 100 ton, kemarin sudah kita kirim 60 ton, namun kemarin 10 ton kita tarik lagi.

Jadi tinggal 50 ton lagi. Hari ini 50 ton sisanya akan kita kirim kesana, jadi rampung hari ini," ungkap Vinaldo pada Tribunsumsel.com, Jumat (8/5/2020).

Ia menceritakan, sebelum pengiriman dilaksanakan ia sudah mengingatkan pekerjanya karena kemarin memang ada barang tolakan Bulog yang rencananya akan di kembalikan penyuplai.

"Kemarin saya ada urusan dengan Pemkab Muratara, sebelum berangkat saya ngecek (gudang), saya lihat ada barang yang dipacking 50an memang sudah saya lihat. Saya bilang ini barang tolakan kita jahat, jangan (dikirim)," ceritanya.

Setelah itu, ia mengaku berangkat ke Kabupaten Muratara meninggalkan pekerja yang masih bekerja.

Mengingat perjalanan cukup jauh memakan waktu hampir satu setengah jam mendekati maghrib baru pulang.

"Ketika pulang pekerja tidak ada lagi (pekerja) karena sudah mendekati magrib. Kemudian paginya kepala dinas nelpon dan ada berita naik, terus saya juga bingung mengapa jadi begini, saya juga heran," terangnya.

Apa Menu Sahur Hari Ini? Coba 7 Masakan Khas Padang Ini, Mudah Masaknya & Dijamin Buat Ketagihan

Setelah mendapat kabar itu ia langsung mengecek ke gudang eks Kantor Bupati Mura dan menemukan ternyata barang tolakan itu ikut dalam beras yang diantar oleh pekerja kemarin.

"Ketika dicek beras itu bukan karena tidak layak, tapi karena mungkin kotor saja, jumlahnya memang 10 ton.

Kemarin langsung kita tarik berikut dengan beras ada beberap yang kita lihat memang terinjak oleh buruh, Karena memang barangnya sudah kotor, kapalang sudah kita tarik maka kita ikuti saja," ungkapnya.

Ia juga menambahkan jika barang tolakan adalah barang yang tidak sesuai kriteria. Kemarin memang ada empat mobil beras dari penyuplai di tolak.

Karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Bulog.

"Jadi begini setiap barang yang Bulog beli jika tidak sesuai kita tolak, itu kita beli dari petani, walau pun kita ngutang bila tidak sesuai kita tolak," tambahnya.

Berita Terkini