Nilai Tukar Dolar Nyaris Tembus Rp 17 Ribu, Stok Dolar di BSB A Rivai Palembang Kosong
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika kian terpuruk hingga nyaris menyentuh angka Rp 17 ribu per dolar.
Kepala Cabang BSB A Rivai Palembang Faisal Fachrurrozi mengatakan Di Bank Sumsel Babel A Rivai saja stok dollar sudah kosong sejak dua pekan lalu.
Keberadaan dolar saat ini sudah minim kalaupun ada bank hanya menyimpannya sebagai cadangan saja untuk menjaga agar rupiah tetap stabil.
Dia juga tidak berani membeli kembali Dollar karena kehadiran jika membeli nanti harganya jualnya kembali turun.
Sehingga saat ini hanya menunggu dan melihat saja dulu sementara waktu.
"Yang paling dikhawatirkan itu rush sebab masyarakat menyetok kebutuhan pangan karena panik efek corona, tapi alhamdulilah sejauh ini transaksi masih normal belum ada rush dan jangan sampai terjadi," ujarnya, Senin (23/3/2020).
Untuk menjaga agar masyarakat tidak panik, BSB juga tetap beroperasi seperti biaya melayani masyarakat yang ingin bertransaksi tanpa membatasi waktunya.
Hanya saja kantor kas yang berada di bandara dan rumah sakit masih akan dikaji apakah akan ditutup sementara atau jam kerjanya saja yang akan dikurangi.
Fasial mengatakan, meniadakan layanan tidak mungkin dilakukan karena sebagai pelayan masyarakat.
Selain itu jika ada yang membayar pajak sebagai sumber pajak pusat dan daerah untuk membangun infrastruktur tidak mungkin ditolak.
Jadi seharusnya tetap buka dan diterima juga dilayani.
Dikutip dari Kompas.com sepanjang tahun ini, mata uang Garuda tersebut sudah anjlok 19,35 persen.
Mengingat pada 31 Desember 2019 lalu, rupiah masih tenang di posisi Rp 13.866 per dolar AS.
Koreksi rupiah sudah jauh di atas mata uang di kawasan lainnya. Won Korea yang sebelumnya menyandang mata uang dengan pelemahan terdalam, kini ada di level 1.277,57 atau turun 10,53 persen secara year to date (ytd).
Pelemahan terbesar lainnya adalah baht Thailand.
Sepanjang tahun ini, baht sudah ambles 10,10 persen ke level 32.995 per dolar AS.
Hingga saat ini, rupiah masih dalam tekanan dari penyebaran virus corona.
Jakarta, yang merupakan pusat perekonomian Indonesia, merasakan dampak paling besar.
Di sisi lain, rupiah juga di hadang oleh defisit transaksi berjalan yang masih menghantui.