Liputan Eksklusif

Modal Cuma 50 Ribu, Hacker Palembang Bobol Kartu Kredit Bule

Editor: Soegeng Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hacker Palembang Bobol Kartu Kredit Bule

PALEMBANG, SRIPO -- Alpin, seorang remaja di Palembang tampak asyik mengutak-atik handphone pintarnya di sebuah cafe kenamaan di Palembang, Jumat (6/3).

Mahasiswa ini terlihat tengah sibuk berseluncur ria di dunia maya masuk ke dalam sebuah website luar negeri membeli nomor kartu kredit Warga Negara Asing (WNA).

Sekitar 30 nomor kartu kredit orang luar negeri ia dapatkan dalam situs jual beli tersebut. Puluhan nomor kartu kredit itu kemudian diretas oleh Alpin untuk kemudian dimanfaatkannya melakukan tindak kriminal.

Akun Instagram Luna Maya Diretas, Sosok Hacker Jahil Terungkap, Foto Profil Berubah Wanita Lain

Hacker asal Sleman Raup Rp 31,5 Miliar, Modus Sebar Virus ke Perusahaan AS

Nomor seri kartu kredit itu biasanya dimanfaatkan oleh hacker ini untuk membeli tiket pesawat hingga memboking hotel di kota Palembang.

Dengan memanfaatkan nomor kartu kredit itu, para pelaku ini kemudian dengan leluasa memesan dan membeli apapun ia suka melalui platform marketplace di dunia maya.

Alpin mengaku, Id untuk menembus puluhan nomor kartu kredit warga negara asing itu ia beli seharga Rp 50 ribu di forum para hacker. Meski mendapatkan puluhan nomor kartu kredit orang luar, namun tidak semua nomor tersebut bisa dijebol dan digunakan untuk berbelanja secara online.

Pelaku melakukan pola kejahatan dengan menggunakan ponsel pintar. Mereka masuk dengan akun palsu di Apple dan Paypal. Dari akun tersebut, mereka bisa mencuri data berupa nomor kartu kredit, dan tanggal kedaluwarsa.

"Kita nyebutnya kode itu CC, jadi beli CC itu minimal Rp 50 ribu. Tetapi tingkat keberhasilannya sekitar 50 persen dari seluruh nomor kartu yang kita beli," ujarnya.

Ia menjelaskan, setelah berhasil menjebol nomor kartu kredit tersebut mereka biasanya menggunakan untuk memesan tiket pesawat ataupun booking hotel di Palembang.

Namun para hacker ini biasanya tidak berani menggunakan nomor kartu kredit yang mereka retas untuk berbelanja barang-barang. Sebab, jika berbelanja barang resiko ketahuannya lebih tinggi.

"Biasanya dijadikan booking hotel dan tiket pesawat. Karena kalau belanja di marketplace biasanya suka gagal," jelas Alpin.

Wawan, salah seorang hacker lainnya mengaku para pelaku peretas kartu kredit warga luar negeri ini pada umumnya merupakan para pelajar dan perkumpulan anak-anak warnet di kota pempek.

Menurutnya, gaya hidup era milenial yang serba harus tampil keren, membuat para remaja di Palembang nekat melakukan tindakan menjebol kartu kredit demi mendapatkan pengakuan bisa menginap di hotel dan jalan keluar kota menggunakan pesawat.

"Kebanyakan pelajar yang main. Ya biasanya untuk eksis-eksisan aja bisa nginap di hotel untuk posting di sosmed," ungkapnya.

Pria berambut gondrong ini mengaku tak hanya sekadar di kota Palembang. Ia pernah menggunakan nomor kartu kredit orang luar negeri tersebut untuk jalan-jalan ke dua kota besar di Indonesia.

Tanpa membawa bekal uang yang banyak Wawan tetap santai untuk membeli tiket pesawat dan memboking hotel.

"Ya kalau jalan-jalan untuk dua kota lewat tak perlu biaya. Biaya hotel dan pesawat lewatlah. Tinggal siapkan uang kalau mau beli oleh-oleh," ungkapnya.

Kepala Dinas Kominfo Sumsel, Ahmad Rizwan mengatakan pihaknya tidak mempunyai kewenangan dalam pelacakan. Dalam kasus ini untuk pihak yang di rugikan dalam hal ini nasabah dan Bank bisa melaporkan kepada pihak berwajib dalam hal ini Polda Sumsel (Cyber Crime Polda) untuk menindak lanjuti hal tersebut.

"Kita tidak punya kewenangan untuk melakukan pelacakan. Jika ada yang dirugikan bisa lapor ke cyber crime," jelasnya.

Dalam melakukan pengawasan terhadap hacker, Dinas Kominfo Provinsi Sumsel mengaku telah melakukan Sosialisasi mengenai UU RI Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas UU RI Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik kepada Masyarakat.

Pemprov Sumsel melalui Dinas Kominfo Prov Sumsel akan bekerjasama dengan Polda Sumsel untuk mensosialisasikan masalah Cyber Crime kepada Masyarakat.

"Dinas Kominfo Provinsi Sumsel terus berkoordinasi dengan Kementerian Kominfo RI dan Badan Sandi Siber Negara RI (BSSN) untuk memberantas para hacker," jelasnya. (oca)

Berita Terkini