Boaz Solossa pernah menjadi top skor saat musim 2013 dengan 25 gol (Indonesia Super League).
Musim 2010/2011 dengan 22 gol (Indonesia Super League) dan musim 2008/2009 dengan 28 gol (Indonesia Super League).
Kini, Boaz mendapatkan rekan duet baru yakni Comvalius yang berpotensi kembali menemukan ketajamannya bersama klub barunya.
Secara taktik formasi, Jacksen dikenal sebagai pelatih yang cukup fleksibel dalam menentukan skema formasi dalam setiap pertandingannya.
Hanya saja, dua formasi yang sering diterapkan oleh Jacksen adalah skema 4-2-3-1 atau 4-4-2.
Dengan demikian sektor ujung tombak utama diprediksi akan menjadi milik Comvalius jika Jacksen mengusung formasi dengan mengandalkan satu penyerang saja.
Ia akan secara rutin berganti peran dengan Marinus di lini serang utama tim Mutiara Hitam.
Namun, jika Jacksen memilih formasi dengan menempatkan dua penyerang tentu Comvalius akan menjadi rekan duet bagi Boaz.
Boaz juga bisa berperan sebagai playmaker jika memang formasi yang diusung hanya menempati satu penyerang saja.
Alhasil ketajaman Sylvano Comvalius diharapkan bisa kembali, apalagi ia akan didukung oleh lini kedua yang penuh kualitas dan didukung secara khusus melalui peran Boaz Solossa.
Disisi lain, Jacksen F. Tiago mengungkapkan pendapatnya dibalik performa menurun eks penyerang Bali United tersebut ketika bermain di Arema FC.
Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F Tiago dalam konferensi pers sebelum laga lawan Persija, Selasa (10/9/2019). (Instagram/@persipurapapua1963)
Jacksen menganggap Arema FC lebih banyak fokus mengusung konsep bermain dengan mengandalkan Makan Konate.
“Secara pribadi mungkin Comvalius kemarin tidak bisa seperti di Bali United karena konsep bermain Arema lebih menguntungkan Konate. Arema lebih banyak mengandalkan Konate daripada Comvalius,” kata Jacksen F. Tiago dilansir dari laman Persipura Jayapura.
"Tentu akan berbeda jika dibandingkan semasa di Bali United," tuturnya.
Berdasarkan alasan tersebut, Jacksen menyakini sang pemain akan kembali menemukan ketajamannya.