Siswi OI Dibully

Komisi IV DPRD Ogan Ilir Jadikan Atensi Khusus Kasus Kekerasan Terhadap Siswi di Kandis Ogan Ilir

Penulis: RM. Resha A.U
Editor: Tarso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisi IV DPRD Kabupaten Ogan Ilir memanggil T (17) siswi SMAN 1 Kandis KEcamatan Sungai Pinang Ogan Ilir yang diduga mengalami kekerasan di sekolahnya.

SRIPOKU.COM, INDRALAYA -- Komisi IV DPRD Ogan Ilir memanggil T (17) siswi SMAN 1 Kandis Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir yang diduga mengalami kekerasan di sekolahnya.

Siswi tersebut dipanggil ke Gedung DPRD Ogan Ilir, didampingi Kakeknya Mutiilah (75) dan kepala Desa Tanjung Serian, Hendriadi, Senin (20/1/2020).

Saat dipanggil, mereka melakukan pertemuan tertutup untuk mendengar langsung kejadian yang menimpa siswi kelas XI itu. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar 1 jam lebih.

Saat diwawancarai, Ketua Komisi IV DPRD Ogan Ilir, Aprizal mengatakan bahwa pihaknya telah mendengar langsung kejadian tersebut dari siswinya secara langsung.

Saat ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

"Jadi Kamis atau Jumat, kami akan sidak ke sekolah yang bermasalah terkait hal ini. Akan kita tindak lanjuti," ujarnya usai pertemuan.

Ia mengatakan, akan memberikan atensi khusus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebab, pihaknya menganggap Pendidikan adalah aspek penting untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Ogan Ilir yang berkualitas.

"Akan kita pressure (agar masalahnya cepat ditangani). Kita dengan Dinas Pendidikan akan melakukan Sidak, apa yang menyebabkan hal itu terjadi," jelasnya.

Sebelumnya, Seorang Siswi SMAN 1 Kandis, Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir berinisial T (17) diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh oknum gurunya.

Hal tersebut lantaran siswi tersebut, dianggap mencukur alis sebelah kanannya.

Kejadian tersebut terjadi pada Kamis (16/1/2020) pagi, usai piket sebelum jam pertama.

Saat masuk jam pertama, para siswa kelas XI tersebut diabsen satu per satu oleh guru berinisial A yang memegang jam pelajaran saat itu.

KPAD Sumsel Imbau Murid SD Tingkat Awal Kelas 1 dan 2 agar tidak Ikut Les Tambahan

Undercover Buy Polrestabes Palembang Ungkap Empat IRT Jual Beli Bayi di Palembang, DP Rp 1 Juta

Jual Beli Bayi di Palembang, Harga Ditentukan Jenis Kelamin

"Pas nama saya dipanggil, saya disuruh ke depan. Ditanya kenapa alis itu, saya diam. Ditanya lagi, langsung disuruh bersumpah di atas Al Quran 7 keturunan dak selamat. Lalu disuruhnya merangkak 5 keliling lapangan seluruh lapangan sekolah ini. Pas keluar kelas itu sempat dikatai anak jin," ujarnya saat diwawancarai, Senin (20/1/2020).

Setelah itu, T pun merangkak di lapangan. Ia pun sempat sedikit berlari karena malu dan melihat guru itu lengah tak memperhatikan.

"Rupanya dia liat di jendela. Setelah itu ia menghampiri, posisi sedang ramai 2 kelas lagi olahraga. Jadi bapak itu menghampiri saya waktu masih merangkak, menendang pinggang kiri sampai saya terguling. Disuruh ulangi lagi dari awal," ungkapnya.

Karena kejadian itu, ia merasa malu dan merasa kesakitan di pinggang sebelah kiri. TN juga bingung, lantaran merasa tidak ada masalah dengan oknum guru itu sebelumnya.

Apalagi, ia mengaku mencukur alis itu bukan karena disengaja. Ia mengatakan, alisnya dicukur lantaran karena sedikit terpotong.

"Tokak dikit, jadi dibeneri tante di salon. Saya ga begitu tau kalau ga boleh mencukur alis," terangnya.

Usai kejadian tersebut, ia merasa malu untuk kembali bersekolah di sekolah tersebut. Karena pasca kejadian, ia mengalami bullying dari siswa-siswa lain.

"Sudah 3 hari ga sekolah, setelah kejadian (karena malu)," jelasnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi, pihak Sekolah melalui Wakil Kesiswaan SMAN 1 Kandis, Muhammad Temmi mengatakan pihaknya membantah adanya penendangan yang dilakukan oleh oknum guru di sekolah tersebut.

Ia mengatakan, hukuman yang dikenakan kepada siswinya itu dalam batas wajar.

"Kami tidak mungkin membunuh siswa kami, mereka itu anak-anak kami," ujarnya saat dikonfirmasi via telfon.

Ia mengatakan, saat ini pihak sekolah telah memanggil guru yang bersangkutan untuk menjelaskan kejadian tersebut. "Sudah kita panggil," jelasnya. (mg5)

Berita Terkini