Pengidap HIV AIDS di Sumsel

Seorang Bocah 5 Tahun di Palembang Positif HIV, Tetap Ceria, Prihatin Kedua Orangtua Meninggal Dunia

Editor: Welly Hadinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi / Seorang Bocah 5 Tahun di Palembang Positif HIV, Tetap Ceria, Prihatin Kedua Orangtua Meninggal Dunia

"Biarpun agak sulit ngomong, dia sangat paham dengan apa yang kita arahkan. Cepat tanggap sekali anaknya. Sekarang juga sudah kami ajarkan untuk bicara. Tapi secara bertahap soalnya kami tidak ingin memaksa, biarlah semuanya berjalan secara bertahap," ujarnya.

Rupanya tak hanya selama lebih dari 3 bulan menjalani perawatan di RSMH terhitung sejak akhir Januari hingga April 2019, Sari bersama yayasan Sriwijaya Plus juga terus merawat D sampai sekarang.

Bahkan saat ini D tinggal di rumah Sari dengan tetap mendapat pendampingan secara menyeluruh dari Sriwijaya Plus.

Selama perawatan inilah kemajuan pesat terlihat dari tumbuh kembang D.

Dari sebelumnya ketika pertama kali dirawat bocah tersebut hanya memiliki berat 5 kg diusia 4,5 tahun, kini genap diusia 5 tahun berat badan D sudah mencapai 18 kg.

"Saya dari Jaringan Indonesia Positif bersama dengan teman-teman dari yayasan Sriwijaya plus bersepakat untuk merawat anak ini," ujar Sari.

Ada cerita panjang sampai D bisa dirawat oleh sari beserta yayasan Sriwijaya Plus.

Sebab bocah ini hampir saja dititipkan dinas sosial di rumah singgah di kota Medan.

Namun niat itu ditolak oleh Sari bersama yayasan Sriwijaya Plus dan tim dokter anak yang saat itu merawat D.

Setelah bermusyawarah dan diadakan mediasi, akhirnya diputuskan Sari bersama yayasan Sriwijaya Plus bersedia merawat D.

"Karena kita memahami bagaimana penanganan orang dengan HIVdan apa saja yang mereka butuhkan. Sebab selama ini kami fokus terhadap isu tersebut, maka kami memutuskan untuk merawat D," ujarnya.

Selama merawat D, Sari berujar tidak ada penolakan dari keluarganya.

Bahkan dukungan penuh begitu ia dapat dengan bantuan untuk sama-sama merawat dan memberikan kasih sayang keluarga seutuhnya kepada D.

"Dari awal keluarga saya tidak menolak. Saya juga sering cerita tentang kondisi D. Mulai dari pertama kali tahu keberadaannya sampai memutuskan untuk membawanya ke rumah.
Alhamdulillah tidak ada yang menolak, semuanya memberikan dukungan penuh," tuturnya.

Sari menuturkan, selama merawat D di rumah, seluruh biaya perawatan murni dikeluarkan secara pribadi oleh dirinya bersama dengan yayasan Sriwijaya Plus.

Halaman
1234

Berita Terkini