Meskipun menggunakan rumah dan dana pribadi, Syofwatillah terus berusaha membuat Al Quran Al Akbar ini layak dikunjungi.
Jika dulunya bagian rumah yang dikorban hanya tamannya saja, saat ini seluruh banguan rumah sudah dihancurkan untuk pengembangan fasilitas tempat wisata religi ini.
"Dulu pernah ada pengunjung dari Jakarta yang datang marah-marah ke saya karena MCKnya cuma satu padahal pengunjungnya ramai, saya dipanggil karena beliau mengira saya adalah pegawai di tempat ini, beliau menyuruh saya untuk menyampaikan ke atasan agar dilakukan penambahan fasiltas karena waktu itu banyak yang beranggapan pembangunan Al Quran Raksasa ini dilakukan pemerintah, akhirnya saya jelaskan bahwa tempat ini dibangun menggunakan dana pribadi dan donatur, karena keterbatasan itulah fasilitas yang ada pun terbatas. Karena terkejut tempat ini dibangun oleh pribadi, orang itu ingin bertemu dengan pemiliknya, dan saya bilang orang itu adalah saya, saya langsung dipeluk dan beliau menangis," kenangnya sambil tertawa.
Tak hanya fasilitas yang ditambah, peluang usaha untuk masyarakat pun turut dikembangkan dengan pembangunan foodcourt di kawasan ini.
Tak hanya bisa menikmati maha karya seni kaligrafi Al Quran, para pengunjung juga dimanjakan dengan makanan khas Kota Palembang yang disajikan oleh pedangang -pedangang yang berasal dari masyarakat lokal sekitar.
Pengunjung bisa berburu suvenir mulai dari makanan, pakaian, tasbih, dan pakaian dari kearifan lokal khas Palembang.
Untuk menikmati tempat ini, pengunjung cukup membayar Rp 15 ribu, pengalaman yang diperoleh tak hanya sebatas melihat dan berburu suvenir, tetapi pengunjung juga bisa menikmati pengalaman belajar sejarah Islam melalui tayang film di bioskop mini yang ada di tempat ini.
Turun ke bagian paling bawah tempat ini, pengunjung bisa melihat dan belajar langsung cara membuat seni kaligrafi.
"Selain paket wisata di sini, ke depannya kami juga akan mengembangkan paket wisata lainnya yang lebih menarik," ujar Syofwatillah.
Tak heran jika pengunjung tempat ini tak pernah sepi, berdasarkan data, setiap pekannya tercatat pengunjung ke tempat ini mencapai 2 ribu hingga 3 ribu orang atau dalam setahunnya bisa mencapai 500 ribu hingga satu juta pengunjung.
"Untuk berkunjung ke tempat ini, pihaknya membuat aturan yang harus ditaati pengunjung seperti wajib memakai hijab atau kerudung bagi kaum perempuan, sedangkan bagi laki-laki harus memakai celana panjang/pakaian yang sopan, serta membayar infak/tiket masuk Rp20 ribu perorang untuk dewasa dan Rp15 ribu untuk anak-anak," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani mengapresiasi langkah Syofwatillah dalam membangun Al Quran Al Akbar menjadi destinasi wisata dan icon baru Kota Palembang.
Ia berharap, pengembangan desa wisata dapat menumbuhkan perekonomian warga yang mayoritas bekerja sebagai buruh dan petani.
Selama ini, Kota Palembang hanya menjadi kota hiburan dan jasa perhotelan, tidak lama lagi, sektor wisata akan mendominasi menjadi sektor pendapatan yang paling besar di daerah.
“Tentunya akan berimbas sangat besar pada pendapatan untuk mendongkrak perekonomian rakyat seperti UKM dan IKM yang ada, sehingga produk kerajinan dan makanan khas kita akan lebih diburu para wisatawan."