Penyakit Autoimun Diderita Raditya Belum Ada Obatnya, Begini Cara 'Berteman' dengan Autoimun

Editor: Bejoroy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raditya Dika

Memang, seseorang yang memiliki penyakit autoimun punya kecenderungan yang lebih tinggi daripada orang normal untuk mengalami jenis penyakit autoimun lainnya.

Namun, kasus ini mungkin bisa datang bersamaan, maupun terpisah.

Dalam arti, satu jenis penyakit autoimun mungkin hadir lebih dulu, baru kemudian membuat Anda mengalami penyakit autoimun yang lan.

Di sisi lain, keduanya bisa muncul dalam waktu yang berdekatan atau hampir berbarengan, tapi dengan serangkaian gejala berbeda.

Begitu pula dengan keparahannya gejala, bisa sama-sama parah atau salah satu penyakit lebih dominan.

Nah, berikut perbedaan gejala dari penyakit autoimun RA, lupus, dan Sindroma Sjogren:

Gejala RA
Gejala awal RA meliputi munculnya rasa nyeri dan kaku pada jari-jari tangan, khususnya di pagi hari.

Keluhan ini biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah selesai melakukan aktivitas fisik.

Akan tetapi jika tidak segera diobati, RA bisa merusak persendian di sekujur tubuh.

Selain itu, tulang juga bisa mengalami kerusakan.

Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan dan cacat pada sendi.

Gejala lupus
Gejala awal lupus ditandai dengan rasa nyeri kronis pada sendi, sariawan, rambut rontok, kemerahan di wajah, kelainan pada kulit, muka pucat, dan demam.

Semakin lama diobati, lupus berisiko menimbulkan kerusakan pada organ vital tubuh.

Misalnya jantung, paru-paru, ginjal, dan otak.

Gejala Sindroma Sjogren
Gejala awal Sindroma Sjogren meliputi nyeri pada persendian, badan lemah, serta mata dan mulut yang kering.

Halaman
1234

Berita Terkini