Breaking News: Sang Kakak Aysha Susul Saudara Kembarnya Alisyah Pasca Jalani Perawatan Intensif RSMH

Editor: Hendra Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bayi Kembar Siam Aysha Susul sang Adik

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Kabar terbaru dari hasil operasi pemisaan kembar siam di RSMH menimbulkan duka mendalam, sebab sang Kakak Aysha Susul Saudara Kembarnya Alisyah setelah Jalani Perawatan Intensif.

Kabar duka ini dipastikan pihak RSMH setelah Aysha yang sempat menjalani operasi pemisahan tubuh lantaran terlahir kembar Siam dinyatakan selamat.

Tetapi Aysha tidak bisa bertahan lama, setelah sang adik lebih dulu meninggalkannya. Aysha

meninggal dunia setelah delapan hari menjalani menjalani perawatan intensif di rumah sakit Mohammad Hoesin (RSMH), Rabu (4/9/2019).

Kabar meninggalnya Aysha dibenarkan oleh Tim kembar Siam RSMH yang disampaikan melalui Korrdinator Humas RSMH, Akhmad Suhaimi.

"Bayi Aysha dinyatakan meninggal dunia pada pukul 10.55 tadi pagi,"ujarnya.

Seperti diketahui, pasca menjalani pemisahan, bayi kembar siam Aysha dan Alisya dinyatakan selamat, namun dalam hitungan detik Alisyah kemudian meninggal. Sementara itu Operasi pemisahan pada Selasa Selasa (27/8/2019) bayi Alisya tidak bisa diselamatkan.

Sedangkan Aysha sang kakak, masih menjalani perawatan secara intensif pasca dilakukannya operasi pemisahan tubuh.

Informasi ini didapat Tribunsumsel.com dari Afit (30) sang ayah bayi kembar tersebut.

"Operasinya sudah selesai dilakukan. Tapi anak kedua kami tidak bisa diselamatkan," ucap Afit saat ditemui Tribunsumsel.com di RSMH.

Afit mengatakan berdasarkan informasi yang didapatnya dari keterangan dokter, bahwa bayinya memiliki satu tali pusar.

"Saya tidak tahu secara rinci. Tapi garis besarnya dokter bilang tali pusar kedua anak saya hanya satu. Jadi ketika dipotong untuk dipisahkan, aliran darah adiknya berhenti. Soalnya selama ini sang adik yang menopang ke kakaknya," ujar Afit.

Saat ini jenazah bayi Alisya sudah dibawa ke rumah duka di Ogan Komering Ilir.

Sedangkan sang kakak, bayi Aysha masih menjalani perawatan intensif.

"Ya, memang sudah jalan hidupnya seperti itu. Saya dan istri sudah mengikhlaskan. Kami juga akan tetap di Palembang untuk mengurus keperluan perawatan Aysha. Sedangkan, pemakaman Alisya sudah diurus sama keluarga kami," ucapnya.

Sementara itu, pihak RSMH rencananya akan melakukan konferensi pers terkait operasi pemisahan tubuh bayi Aysha dan Alisya sore ini, bertempat di Ruang Bedah (COT) Lantai 3 RSMH.

Cerita dari Orangtua

Pasangan Orin Safitri (26) dan Afit (30) yang merupakan orangtua bayi kembar siam usia 15 hari, Aysha dan Alisya tampak duduk dan terus menatap ke arah pintu ruang instalasi bedah Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH), Selasa (27/8/2019).

Mereka terus melihat ke arah ruangan tempat bayi kembar sekaligus anak pertama mereka menjalani operasi pemisahan tubuhnya yang lahir dalam keadaan menyatu.

"Iya, kami akan terus menunggu sampai proses operasi selesai," kata Afit, sang ayah.

Terlihat jelas raut wajah mengantuk dari pasangan suami istri ini dan anggota keluarganya yang juga ikut menemani mereka di rumah sakit.

Saat duduk, sesekali mereka tampak menyandarkan punggungnya di kursi dan sesekali juga terlihat memejamkan mata untuk menghilangkan rasa kantuknya yang dirasa.

"Saya tidur di RSMH sejak anak saya baru dirawat, sedangkan istri saya sejak Sabtu kemarin," ujarnya.

Dikatakan Afit, bayi kembarnya lahir secara caesar saat hitungan kandungan masih menginjak usia 8 bulan di rumah sakit umum Kayuagung pada 12 Agustus 2019 lalu.

Meskipun dalam kondisi stabil, namun kedua putrinya tetap mendapatkan perawatan sejak baru dilahirkan guna menjaga kesehatannya

"Nama mereka Aysha dan Alisya. Dua-duanya punya arti yaitu putri yang selalu diberkahi. Itu yang selalu jadi harapan kami," ujar Afit sembari tersenyum.

Setelah dua hari dilahirkan, tepatnya pada 14 Agustus 2019, bayi tersebut kemudian dirujuk ke RSMH untuk menjalani perawatan dan tindakan pemisahan tubuhnya.

"Rujukannya pakai BPJS. Dari rumah sakit umum Kayuagung ke RSMH Palembang," ujar Afit.

Afit dan istrinya merupakan tenaga pengajar di SD IT Izzah SP 3 desa pancawarna kecamatan Pedamaran Timur.

Selama mengajar, mereka tinggal di mes.

Sedangkan aslinya mereka tinggal di Mesuji raya kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Namun atas permintaan istrinya, mereka melakukan pemeriksaan USG di rumah sakit Muhammadiyah Palembang. Dari situ baru diketahui bahwa bayi pertama mereka terindikasi kembar siam.

"Selama hamil, tiga kali kami USG. Pertama dan kedua, di rumah sakit Muhammadiyah Palembang dan terakhir saat mau lahiran di rumah sakit umum Kayuagung," ujarnya.

"Dari USG pertama, dokter bilang ada indikasi kembar Siam. Berjarak beberapa waktu, kami melakukan USG lagi di rumah sakit yang sama tapi beda dokter. Dan hasilnya berbeda dari pemeriksaan pertama," sambungnya.

Satu minggu setelah USG kedua, tiba-tiba Orin, istri Afit mengalami kejang-kejang. Sehingga pihak keluarga langsung membawanya ke rumah sakit umum Kayuagung dan terpaksa melahirkan secara caesar.

"Rupanya istri saya mengalami darah tinggi. Tensi darahnya sampai 210. Sebelumnya memang sudah lumayan tinggi, 190. Tapi sebelum melahirkan naik lagi," ucapnya.

Sementara itu, Orin, istri Afit yang juga ibu bayi kembar Siam Aysha dan Alisya mengatakan di awal kehamilan, dirinya merasa mual dan kerap kali muntah seperti orang hamil pada umumnya.

Namun memasuki usia kandungan lima bulan, tubuh Orin seringkali terasa lemas bahkan berat. Sehingga dirinya sendiri kerap merasa bingung dengan apa yang dirasakannya.

"Tidak ngerti juga apa artinya, tapi memang saya merasanya seperti itu saat hamil," ujar Oris.

Terkait kondisi anak yang baru dilahirkannya, Orin mengaku tidak langsung diberitahu yang sebenarnya.

Dia baru tahu setelah kondisinya pulih pasca menjalani operasi Caesar.

"Saya juga sempat masuk ICU. Setelah itu jalani masa pemulihan. Setelah saya di Palembang baru tahu kondisi anak saya," ucapnya.

Dikatakan Orin, mereka memiliki keturunan kembar, namun baru kali ini yang mengalami kondisi kembar Siam.

"Dari suami saya ada keturunan kembar. Tapi tidak ada yang kembar Siam. Ini baru yang pertama kali di keluarga kami," tuturnya

Meskipun harus menerima kenyataan pahit, namun Orin mengaku tetap bersyukur dengan apapun yang dihadapinya saat ini.

Bersama suami dan seluruh anggota keluarganya, dia akan terus memberikan yang terbaik bagi putri kembarnya itu. Bahkan dia juga mengaku tidak trauma untuk memiliki anak lagi dikemudian hari.

"Saya berharap semoga operasinya lancar dan kedua anak saya sehat semua," ucapnya.

Berita Terkini