Laporan wartawan Sripoku.com, Rangga Erfizal
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Dedi Irawan (37) haris berurusan dengan pihak berwajib akibat kedapatan menyimpan senjata api rakitan (senpira) jenis revolver.
Pasalnya, sebelum diamankan dirinya kedapatan menembakan senjatanya untuk mengetes apakah senjata tersebut berfungsi atau tidak. Warga Letnan Murod Kelurahan 20 Ilir DIV Kecamatan IT 1 Palembang meletuskan senpi rakitannya di depan rumahnya, sehingga warga sekitar merasa resah dengan aksi tersangka.
"Aku itu hanya mencoba saja, masih bisa meletus atau tidak. Ternyata masih bisa meletus dan karena itulah mungkin ada warga melapor ke polisi," ujarnya saat diamankan di Polsek IT 1 Palembang, Senin (25/2/2019).
Aksi koboi yang dilakukan tersangka membuat warga melaporkannya ke Polsek IT 1 Palembang. Selang beberapa saat kemudian, anggota Polsek IT 1 Palembang langsung mendatangi lokasi.
Ternyata, tersangka masih berada di depan rumahnya. Awalnya, tersangka tidak mengaku bila memiliki senpi rakitan. Pengakuan tersangka tidak diterima begitu saja dan saat diperiksa, ternyata senpi rakitan tersebut disimpannya di pinggang sebelah kanan.
"Dapat senpi itu dari teman yang menjual kepada aku seharga Rp 2.5 juta. Karena sudah lama disimpan, jadi aku coba untuk mencobanya. Ternyata masih meletus," ujar tersangka yang merupakan bekerja sebagai penjaga malam ini.
Kapolsek IT 1 Palembang Kompol Edi Rahmat didampingi Kanit Reskrim Ipda Jhony Palapa menuturkan, tersangka diamankan bersama barang bukti satu pucuk senpi rakitan jenis revolver dengan tiga amunisi aktif dan satu selongsong.
"Tersangka ini sempat meletuskan senjatanya, sehingga warga yang mendengar itu sempat terkejut dan resah dengan aksi tersangka. Kami yang mendapat laporan warga, langsung melakukan penangkapan terhadap tersangka," ujarnya.
Karena aksi kobonya ini, membuat Dedi harus mendekam di sel tahanan Polsek IT 1 Palembang. (mg2)
• Kerajinan Daerah Sumsel Minim Pemasaran, Deru Minta Ketua Dekranasda Geber Produk Unggulan
• Herman Deru : Kurangi Kegiatan Seremonial, Saatnya Kerja Nyata, Autentik, Konkrit dan Prodak