Sampai di sini, malapetaka langsung menimpa mereka.
Hampir semuanya mendarat di puncak-puncak pohon yang tingginya sekitar 50 m.
Situasi ini sedikit menguntungkan bagi yang membawa beban ekstra berat, seperti pembawa radio.
Karena jika langsung mendarat di tanah, kemungkinan cedera sangat tinggi.
Dropping zone ini mereka ketahui sebagai wilayah Kampung Urere yang alias Pasir Putih.
Karena jatuh di atas pohon, banyak di antara anggota mengalami cedera.
Seperti KU I Sahudi, payungnya berhenti di antara dua pohon sehingga ia tergantung-gantung seperti buah mangga.
Tidak mau hilang akal, Sahudi berusaha mengulur tali yang dibawa agar bisa turun.
Rupanya tali yang dibawa sepanjang 30 meter itu tidak menyentuh permukaan tanah.
Dia pun memutuskan menjatuhkan ransel perbekalan agar bisa mengira-ngira ketinggiannya.
Cukup lama sebelum bunyi benda jatuh di tanah bisa didengarnya.
“Pohonnya tinggi sekali,” kenang Sahudi.
Hari sudah mulai siang dan badan pun mulai letih karena tidak makan.
Tidak mau mati konyol di atas pohon, Sahudi mulai mengayunkan payung agar bisa meraih dahan terdekat.
Berkali-kali ia coba namun sebanyak itu pula ia gagal.