Kisah yang Masih Diingat
Dilansir dari ummiazzurawijana.wordpress.com, ini salah satu kisah pertarungan Jaka Tingkir Melawan Buaya.
Jaka Tingkir Bertarung melawan Buaya
Semasa Majapahit dibedah oleh pasukan Kesultanan Demak, keturunan Brawijaya mengungsi ke segala penjuru.
Salah satu keturunan Brawijaya tersebut adalah Raden Jombalika yang mengungsi di Gunung Dumilah dan berakhir di Gunung Lawu.
Raden Jombalika memiliki putra bernama Mas Monca yang diangkat sebagai anak oleh Ki Buyut Banyubiru.
Perjalanan Jaka Tingkir sampai di Desa Getasaji.
Oleh Ki Buyut Banyubiru, Jaka Tingkir dipersaudarakan dengan Mas Monca.
Pada waktu yang tepat, Jaka Tingkir yang diramalkan bakal menjadi raja di Pajang oleh Ki Buyut Banyubiru itu diminta kembali mengabdi ke Kasultanan Demak.
Dalam kepergiannya ke Kesultanan Demak, Jaka Tingkir disertai Mas Monca dan kedua putra Ki Buyut Majasta, yakni Jaka Wila dan Wuragil.
Sesudah mendapatkan restu dari Ki Buyut Banyubiru, Jaka Tingkir beserta Mas Monca, Jaka Wila, dan Wuragil menyusuri Sungai Dengkeng dengan gethek. Dari Bengawan Picis,gethek itu terus melaju ke Kedung Srengenge.
Di kedung itu, Jaka Tingkir dihadang pasukan buaya sebanyak 200 ekor.
Pasukan buaya itu dipimpin oleh raja buaya putih bernama Baureksa, dan patihnya bernama Jalumampang.
Pertarungan antara Jaka Tingkir dan ketiga kawannya melawan pasukan buaya itu tidak dapat dihindari lagi.