Laporan wartawan Sripoku.com, Wahyu Kurniawan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Gempa bumi berkekuatan 7 skala richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin.
Secara tektonik, Lombok memang kawasan seismik aktif.
Lombok berpotensi diguncang gempa karena terletak di antara dua pembangkit gempa dari selatan dan utara.
Dari selatan terdapat zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menghujam ke bawah Pulau Lombok, sedangkan dari utara terdapat struktur geologi sesar (jalur patahan lempeng bumi) naik Flores.
Kasi Data dan Informasi BMKG, Nandang, mengatakan sesar naik ini jalurnya memanjang dari laut Bali ke timur hingga Laut Flores.
Sehingga tidak heran jika Lombok memang rawan gempa karena jalur sesar naik Flores ini sangat dekat dengan Pulau Lombok.
"Ya. Lombok berpotensi diguncang gempa karena terletak di antara dua pembangkit gempa dari selatan dan utara," jelasnya saat dihubungi, Senin (6/8/2018).
Dikatakan Nandang, untuk Sumatera Selatan (Sumsel) potensi tetap ada namun tidak signifikan karena Sumsel Bagian Barat Terdapat Gunung Dempo yang termasuk Daerah Runtunan Ring Fire Asia yang bisa berpotensi Gempa Bumi.
"Yaa kalau cincin api pasifik yang ada di Gunung Dempo aktif bisa berdampak gempa, tapi tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Saat ditanyai beberapa hari ini kondisi angin di kota Palembang cukup deras berembus, Nandang mengatakan, itu sebuah kondisi normal.
Pada bulan Juli hingga September angin timuran di Wilayah Indonesia dari Arah Australia dengan kondisi membawa angin kering, sehingga membuat Samudra Hindia bagian selatan dan barat bisa menimbulkan gelombang laut yang tinggi.
Imbasnya kondisi kecepatan angin yang ada di permukaan darat meningkat tetapi masih dalam kondisi normalnya kecepatan mulai 3 hingga 10 Knots.
"Untuk masyarakat Sumsel waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang dengan durasi singkat," jelasnya.