Dijuluki Kawasan Mematikan di Dunia, 3 Orang Ini Berhasil Selamat dari Segitiga Bermuda, Mencekam!

Editor: Fadhila Rahma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SRIPOKU.COM - Apa yang kalian bayangkan saat mendengar kata Segitiga Bermuda?

Segitiga Bermuda dikenal sebagai satu wilayah yang misterius oleh semua penduduk dunia.

Ada banyak sebutan mengerikan untuk wilayah Segitiga Bermuda.

Pada tahun 1951, E.V.W Jones menuliskan artikel tentang pesawat dan kapal yang hilang secara misterius ketika melintasi area Segitiga Bermuda.

Dalam artikelnya, Jones menyebut Segita Bermuda sebagai Segitiga Setan.

Pada tahun 1964, Vincent Geddis kembali menyebut area itu sebagai Segitiga yang mematikan.

Berbagai macam teori pun bermunculan tentang Segitiga Bermuda.

Mulai dari hal-hal yang masih rasional sampai hal-hal yang dianggap cukup sulit untuk dipercaya.

Di balik misteriusnya Segitiga Bermuda, ternyata pernah ada beberapa orang yang berhasil melewati wilayah perairan paling misterius itu.

Melansir dari beberapa sumber, Tribun Bali mengutip dari Grid.ID berhasil merangkum pengakuan dari orang-orang yang mengaku pernah melewati Segitiga Bermuda.

Penasaran? Langsung simak di sini ya.

1. Reza Baluchi

Reza Baluchi merupakan seorang lelaki asal Florida, Amerika Serikat yang membangun bola raksasa sebagai kapal.

Bola itu dipakai untuk mengarungi lautan di Kawasan Segitiga Bermuda.

Kapal bola itu memiliki 36 bola apung di setiap sisinya dan dilengkapi dengan pelampung yang berisi filter air.

Tak lupa, Reza menambahkan alat pelacak GPS dan piranti anti hiu di dalamnya.

Pada Oktober 2014, Reza pernah mencoba mengarungi lautan di Kawasan Segitiga Bermuda.

Saat itu, GPS yang ia gunakan jatuh ke laut di Kawasan St Augustine.

Kemudian, Reza diselamatkan oleh petugas penjaga pantai.

2. Bruce Gernon

Cerita Bruce Gernon bermula saat ia akan terbang bersama ayahnya dan rekan bisnisnya, Chuck Lafeyette.

Mereka terbang dari Andros Town Airport di Bahama dengan pesawat Beechcraft Bonzana A36.

Ketika mereka terbang di dekat Pulau Bimini, Bruce melihat ada sebuah awan yang puncaknya terletak di ketinggian 18 kilometer di atas permukaan laut.

Awan itu terlihat muncul dari permukaan bumi.

Bruce pikir, mereka bisa terbang memutari awan tersebut.

Setelah 10 kilometer, ternyata awan itu membentuk sebuah lengkungan yang sempurna.

Sampai beberapa menit kemudian, semakin terlihat jelas kalau awan yang ada di Andros dan Bimini adalah awan yang sama.

Awan tersebut berbentuk seperti donat dengan diameter kira-kira 48 km.

Barulah setelah terbang selama 20 km, Bruce melihat jalan keluar berbentuk U di sebelah barat awan tersebut.

Ia pun mencoba keluar melalui jalan tersebut.

Mereka berada di dalam sebuah terowongan selama 20 detik sebelum muncul di ujung satunya.

Selama sekitar lima detik di dalam terowongan tersebut Bruce merasa ringan seperti melayang dan kecepatan momentum bertambah.

Saat keluar, Bruce sadar jika ia telah terbang selama 34 menit, yang berarti perjalanan dari Andros Town Airport sampai ke Palm Beach hanya memakan waktu 47 menit.

Padahal seharusnya jarak tersebut ditempuh dalam waktu 75 menit.

Bagaimana caranya mereka bisa menempuh jarak 402 km hanya dalam waktu 47 menit? Inilah misterinya.

Tapi akhirnya, mereka berhasil keluar dari Segitiga Bermuda dengan selamat.

3. Cary Gordon Trantham

Cary Gordon Trantham memang sudah biasa menerbangkan pesawat.

Namun ada satu pengalaman tidak biasa ketika ia harus melewati kawasan Segitiga Bermuda.

Cary berencana terbang dari Naval Air Station di Key West menuju ke Ormond Beach.

Saat ia terbang di atas laut, Cary teringat seorang pilot yang memperingatkannya tentang dead air space.

Area ini berada di atas teluk antara Keys dan Florida, di mana ia kehilangan kontak dengan radio.

Saat perjalanan ke Ormond Beach, Cary sampai dengan selamat.

Namun saat perjalanan pulang, ia mengalami masalah.

Cary diberitahu untuk mengubah rutenya karena diperkirakan akan ada badai.

Saat terbang di atas Naples, Cary mulai kehilangan kendali atas pesawatnya.

Ia tidak bisa lagi melihat batas langit dan laut, karena semuanya benar-benar gelap.

Kompas di pesawatnya tidak berfungsi dan alat pengukur ketinggiannya pun terus berputar-putar seperti rusak.

Cary mencoba mengendalikan pesawatnya.

Ia juga mencoba menghubungi radio pengontrol tapi tidak berhasil.

Sempat terlintas sebuah bayangan tentang bagaimana jika ia tidak bisa selamat.

Namun akhirnya, setelah naik 4000 kaki (1219 m) dari posisi awal, Cary berhasil terhubung dengan radio pengontrol.

Ia juga mulai bisa melihat cahaya lampu di bawahnya.

Cary merasa beruntung karena bisa berhasil dengan selamat melewati kawasan Segitiga Bermuda.(*)

Artikel ini sudah tayang di Grid.id dengan judul Pengakuan 3 Orang yang Selamat Saat Melintasi Segitiga Bermuda

Berita Terkini