SRIPOKU.COM-Ada keterkaitan antara dua teroris yang tertangkap di Sumsel dengan 4 teroris yang menyerang Mapolda Riau.
Bahkan keduanya yakni, Heri Hartanto alias Abu Rahman (38) dan Hengki Satria alias Abu Ansor (39), disebut-sebut memiliki keterkaitan erat.
Sebab, keduanya merupakan asal Pekan Baru, belum diketahui apa maksud mereka mendatangi Sumsel sebelum tertangkap. Namun yang jelas kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/5/2018), seperti dilansir dari kompas menyatakan, karena keduanya dan keempat teroris penyerang Polda Riau, sama-sama dari sana.
"Kalau rekan-rekan ingat ada dua orang dari Sumsel dan empat dari Riau, mereka sudah datang ke Mako (Brimob), karena mako sudah kondusif, mereka pulang," kata Kadiv Humas Adapun empat orang teroris di Mapolda Riau tersebut adalah Mursalim alias Ical alias Pak Ngah (42), Suwardi (28), dan Adi Sufiyan (26). Tiga orang itu merupakan warga Dumai.
Satu jenazah lagi atas nama Daud.
Diduga para terduga teroris itu disebut tergabung dalam kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Kelompok ini berafiliasi dengan ISIS.
===
Dibiayai Pegawal BUMN dan Konsultasi dengan Dosen di Palembang
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Senin (14/5/2018). Zulkarnain mengatakan, keenam teroris ini satu kelompak dan memiliki hubungan. Apalagi mereka bermaksud menyerang Brimob Kelapa Dua Depok. Namun melihat ketatna Mako Brimob Depok, mereka membatalkan aksinya.
Diduga target mereka adalah Sumsel dan Riau. Namun di Sumsel mereka keburu ditangkap, setelah berencana hendak menemui seorang dosen di Palembang.
“Saat ditangkap di kawasan pasar KM 5, keduanya hendak naik ojek menuju rumah dosen untuk konsultasi. Karena situasi di Brimob kondusif,” ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Senin (14/5/2018). Zulkarnain menjelaskan, AA dan HK sebelumnya telah berada di Jakarta untuk merencanakan aksi mereka.
Terkait dengan dosen, apakah sudah diperiksa atau bahkan ditangkap, Kapolda Sumsel mengatakan, untuk penyerangan ini, karena batal, mereka memutuskan datang ke Palembang dengan menaiki bus antarkota, untuk menemui seorang dosen.
“Ada tujuh orang yang berencana ikut dalam penyerangan di Mako Brimob, namun sampai sekarang baru dua yang tertangkap. Untuk dosen yang dimaksud masih kita selidiki," tuturnya.
===
Anti Pancasila dan Ingin Dirikan Negara
Heri Hartanto alias Abu Rahman (38) dan Hengki Satria alias Abu Ansor (39) mengaku, anti Pancasila dan ingin menerapkan dasar negara Indonesia berasaskan pada khilafah. Kedua alasan tersebut, menjadi dasar mereka untuk membantu membebaskan para napi dan melaksanakan aksi teror ke sejumlah wilayah.
“Mereka berdua bekerja sebagai pedagang makanan di Pekanbaru Riau. AA dan HK bertemu di sebuah pengajian di Pekanbaru, Riau,” tutupnya.
Saat terjadi teror di Mapolda Riau hari ini, keduanya mengaku tidak terlibat.
Tetapi polisi tetap mendalami keterlibatan dua terduga teroris mengingat keduanya juga berasal dari Riau.
===
Hendak Bom Mapolda Sumsel Tetapi Keburu Ditangkap
Kembali ke soal isu penyerangan Mapolda Sumsel, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta mengatakan, Pascateror yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, polisi juga menangkap dua terduga teroris di Palembang, Sumatra Selatan pada Senin (15/5).
Kedua teroris tersebut diduga berkaitan dengan upaya penyerangan Markas Korps Brigade Mobil.
"Yang di Sumatra Selatan kaitannya pada saat kejadian di Mako Brimob maka mereka merencanakan untuk menyerang Mako Polda Sumsel," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto seperti dilansir dari tribunnews, di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (15/5).