SRIPOKU.COM - Seorang wanita berinisial FSA yang ditahan oleh Polda Kalbar karena menjadi tersangka penyebar ujaran kebencian via media sosial terkait ujaran kebencian terhadap pemerintah dan kepolisian pasca insiden ledakan bom di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) dan Senin (14/5/2018).
Di KTP, tertera alamat rumahnya di satu diantara komplek yang berada di Jalan Kom Yos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak.
Penomoran rumah di komplek ini terkesan semrawut dan tidak tertata dengan urut.
Saat melakukan penelusuran terhadap alamat yang tertera pada KTP yang bersangkutan, Tribun Pontianak kesulitan mencari alamat itu.
Saat masuk di komplek itu, terdapat berbagai cabang jalan berupa gang-gang kecil dari jalan utama.
Terdapat beberapa nama jalur gang yang memiliki nama sama dengan alamat di KTP itu.
Di jalur pertama dengan nama yang sama terdapat rumah nomor E-25, namun itu sudah masuk kawasan di luar nama gang itu.
Di jalur kedua, saat dimasuki tidak ada rumah nomor E-25.
Di jalan utama terdapat satu rumah nomor E-25 di sebelah kanan.
Rumah cat krim itu berkondisi kosong.
Sepertinya sudah lama tidak ditempati.
Kendati menjelang sore, lampu neon putih terlihat menyala di teras rumah.
Namun, belum bisa dipastikan apakah benar rumah itu merupakan kediaman FSA.
Untuk mencari kebenaran alamat itu, Tribun mencoba berkomunikasi dengan para penduduk sekitar.
Namun, tak satupun kenal dengan FSA.
Saat bertanya dengan Ketua RT setempat bernama yang berinisial P, ia juga mengatakan untuk bertanya pada masyarakat sekitar lainnya di alamat identitas sebab, ia tidak mengenalinya.
Saat mencoba konfirmasi kepada anak Ketua RW setempat, anak Ketua RW setempat juga tidak pernah mengetahui FSA.
==
Di akun facebook miliknya, dia menuliskan sesuatu yang tidak seharusnya.
Tulisannya itu pun lebih nampak seperti ujaran kebencian.
"Sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui.
Sekali ngebom:
1. Nama islam dibuat tercoreng.
2. Dana trilyunan program anti teror cair.
3. Isu 2019 ganti presiden tenggelam.
Sadis lu, bong... Rakyat sendiri lu hantam juga.
Dosa besar lu..!!!"
Begitu yang dituliskan wanita berusia 37 tahun tersebut.
Bukan hanya satu, Fitri Septiani Alhinduan kemudian menulis tulisan lainnya.
"Bukankah terorisnya sudah dipindah ke NK (Nusa Kambangan)?
Wah.. Ini pasti program minta tambahan dana anti teror lagi nih? Si*lan banget sih sampe ngorbankan rakyat sendiri?
Drama satu kagak laku, mau bikin drama kedua."
Sayang, sudah tak ditemukan lagi akun facebook wanita tersebut.
Namun, dua status tersebut berhasil di tangkap layar oleh pengguna akun facebook lainnya.
Kemudian, hasil tangkap layar tersebut dibagikan kembali di akun facebook Usman Satrya Ulus dan Herman Pakpahan.
Adanya tulisan tersebut menunjukkan tidak adanya rasa empati yang ditunjukkan oleh Fitri Septiani Alhinduan.
Menyedihkan, ternyata wanita asal Kalimantan Barat itu berprofesi sebagai kepala sekolah di SMP 9 Simpang Hilir, Pontianak.
Usai menuliskan status itu, petaka seketika menghampiri wanita tersebut.
Baca: 5 Selebriti yang Rayakan Ramadan Tahun ini, Tanpa Didampingi Orangtua! No 2 Personel Duo Bunga
Baca: WOW! Benarkah Ciuman Ternyata Tak Batalkan Puasa? Cek Ini Daftar yang Dapat Batalkan Puasa
Baca: Dilakukan Sejak Kecil, Ternyata Begini Cara Anton Doktrin Anak-anaknya Jadi Teroris, Astaga!
Baca: Haru! Wanita Berhijab Ini Datangi Gereja Sambil Bawa Bunga, Doakan Bayu Korban Bom Surabaya
Baca: Memasuki Bulan Ramadan, Lucinta Luna Bikin Parodi Dengan Hijab, Netizen : Masya Allah . . .
Baca: Tolak Ajakan Lakukan Bom Bunuh Diri, Begini Kondisi 7 Anak Pelaku Teror Bom Surabaya, Tak Disangka!
Baca: Kunjungi Makam Sang Putri Malam Hari, Ungkapan Rindu Aming Ini Bikin Sedih Mewek Bacanya
Baca: Tak Sendirian, Rupanya Ada Sosok Ini Ikut Berfoto dengan Natasha Wilona, Netizen Merinding!
Baca: Cover Lagu Terlalu Cinta, Siapa Sangka Via Vallen Malah Dikomentari Rossa Begini, Bikin Greget!
Baca: Tanya Tips Jaga Bentuk Tubuh & Sebut Istrinya Kek Gajah Saat Hamil, Pria Ini Ditampar Sandra Dewi!