Rayakan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Jadi Ajang Jomblo Cari Jodoh, Ternyata Ini Mitosnya!

Penulis: pairat
Editor: pairat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga tionghoa yang membakar garu rangkaian ritual sembayang perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang, Kamis (9/2/2017) malam.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Hingga kini legenda atau cerita ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Kota Palembang Sumatera Selatan masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan Tionghoa.

Bahkan setiap tahun perayaan Cap Go Meh dipusatkan di Pulau Kemaro yang berlokasi di tengah Sungai Musi tersebut.

Warga Tionghoa dari berbagai penjuru tanah air berduyun-duyun datang kesana, khususnya kaum muda-mudi, karena berharap akan mendapat keberuntungan bertemu jodoh.

Spanduk larangan memasang apa pun bentuk atribut kampanye pada perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang, Rabu (12/2/2014). (SRIPOKU.COM/WELLY HADINATA)

Menilik perayaan Cap Go Meh tahun lalu di Palembang ribuan pengunjung pun memeadati Pulau Kemaro.

Terutama bagi warga Tionghoa yang berduyun-duyun mendatang pulau yang berada di tengah peraiaran Sungai Musi ini.

Bahkan dari pantauan Sripoku.com beberapa waktu lalu, warga keturunan Tionghoa mendatangi Pulau Kemaro secara silih berganti untuk melakukan ritual sembayang.

Tampak aktifitas dari membakar garu, menyalahkan lilin hingga membakar kertas sembayang yang lokasinya sudah diatur pihak panitia. Ritual sembahyang dijalankan warga Tionghoa berjalan lancar, tanpa adanya kendala.

Selain didatangi warga Tionghoa yang sudah berkeluarga dan kerabat, tampak juga pasangan muda mudi Tionghoa tak luput untuk merayakan malam Cap Go Meh. Bahkan malam Cap Go Meh, identik dengan muda mudi Tionghoa untuk mencari jodoh.

Sehingga momen malam Cap Go Meh, dijadikan momen janjian atau pertemuan bagi muda mudi Tionghoa.

"Malam Cap Go Meh ini, saya janjian dengan teman wanita dari Prabumulih. Memang selama ini hanya komunikasi lewat telepon dan medos (media sosial), tapi pada malam Cap O Meh ini janjian untuk ketemu," ujar Rian, salah seorang pemuda Tionghoa Palembang yang sudah janjian ketemu pemudi Tionghoa dari Prabumulih.

Dari sejarahnya, malam perayaan Cap Go Meh memang sebagai momen untuk saling bertemu antar sesama warga Tionghoa.

"Perayaan Cap Go Meh bisa juga jadi makna ajang cari jodoh bagi muda-muda. Karena tradisi orang-orang Tionghoa zaman dulunya, malam Cap Go Meh jadi malam pertemuan bagi muda-muda. Pastinya para kalangan orangtua, mengizinkan anak-anak mereka yang remaja untuk saling kenal. Kalau mereka cocok, mungkin bisa pacaran," ujar Tjik Harun, tokoh Tionghoa beberapa waktu lalu.

Sejumlah remaja memandangi pohon beringin yang disebut pohon cinta di Pulau Kemaro Palembang, Senin (2/3/2015). (SRIPOKU.COM/REFLI PERMANA)

Baca:

Dituduh Selingkuh, Wanita di Palembang Babak Belur Dipukuli Suaminya. Sejak Menikah Sudah Kasar

Sekian Lama Menjomblo, Adik Ayu Ting Ting Akhirnya Pamer Pacar Baru, Ini Foto-fotonya!

Halaman
12

Berita Terkini