”Apa kamu bisa meminjamkan sedikit uang dulu padaku, aku mau lunasi dulu biaya kuliahnya,” kata Li tergagap-gagap sambil menundukkan kepalanya.
(IST)
===
Namun, tak disangka, muka Xiao Ming langsung berubah begitu mendengar kakaknya mengatakan mau pinjam uang.
Senyum ramah dan hangatnya sirna seketika.
“Kak, aku juga sebenarnya ingin meminjamkan uang padamu, tapi kamu tahu kan aku juga susah sekarang.”
”Bisnisku sedang sepi, banyak klien yang nunggak, belum bayar, sementara uang tunai di tanganku sekarang juga tidak seberapa.”
”Apalagi anakku yang tidak berguna itu, sekarang punya pacar dan sibuk teriak-teriak mau beli rumah untuk nikah.”
Mendengar itu, Li yakin itu hanya alasan yang dibuat-buat.
Dua hari yang lalu, tetangganya bahkan mendapatkan pinjaman 100 juta dari Xiao Ming.
Hati Li seketika menjadi dingin, dadanya sesak seperti dihimpit batu besar, lututnya lemas.
Ia kemudian langsung berlutut di hadapan Xiao Ming, adiknya, namun Xiao Ming tetap saja acuh tak acuh.
(IST)
===
Akhirnya, Li pun tidak lagi berharap pada adiknya, dia terpaksa menjual ternaknya untuk mengumpulkan uang kuliah anaknya.
Singkat cerita, beberapa tahun kemudian setelah lulus kuliah, putra Li yang merintis karirnya di kota justru mengalami kemajuan pesat.
Putranya bahkan mampu membangun sebuah rumah yang besar di kampung untuk Li, ayahnya.
Para penduduk desa tampak iri dengan Li yang sekarang sudah bisa menikmati masa tuanya yang bahagia.
Pada hari itu, tampak Li sedang duduk santai sambil mengepulkan asap rokoknya di halaman rumah.
Seorang pria berjanggut dengan pakaian lusuh tampak berdiri di depan pintu sambil menatap rumah besarnya.
Li mengira itu adalah pengemis, lalu memberinya beberapa makanan.
“Ini ambillah, bukan nasi, tidak ada nasi hangat sekarang, jadi makanlah seadanya,” ucapnya
Namun, pria lusuh itu tidak mengambilnya, justr iau tiba-tiba menangis sesenggukan dan berkata :
“Kak, aku Xiao Ming.”
Li menatap pria itu dengan seksama dan ternyata memang Xiao Ming, adiknya.
Tapi baru juga beberapa tahun, kenapa Xiao Ming yang sebelumnya gemuk dan berwajah cerah sekarang menjadi kurus kering dan Li pun tidak bisa mengenalinya kalau tidak melihatnya dengan teliti.
Tapi, kenapa bos besar yang kaya ini terlihat seperti ini sekarang?
Ternyata perusahaan Xiao Ming disegel karena operasional illegal.
Sementara istrinya kabur dengan pria lain sambil membawa sedikit uang yang tersisa di rumah.
Tragis bagi Xiao Ming, ia juga menderita kanker hati saat perusahaannya disegel.
(IST)
===
Putra dan menantunya mengatakan kepadanya bahwa percuma saja membuang-buang uang sebanyak apa pun tetap tidak bisa disembuhkan, dan mereka pun tidak peduli.
“Orang-orang sekarang benar-benar tidak punya hati nurani.”
”Padahal dulu aku banyak membantu mereka, sekarang mereka semua langsung menghindar saat aku jatuh melarat,” ucap Xiao Ming.
“Kak, aku terpaksa menemuimu sekarang, tolong pinjami aku sedikit uang untuk berobat,” kata Xiao Ming memelas sambil menangis terisak.
Li menghela napas dan berkata, “Jangan lihat aku sekarang tinggal di rumah seperti gedung ini, tapi ini semua adalah pemberian dari keponakanmu.”
”Aku hanya seorang petani, tidak bisa apa-apa selain membajak sawah, jadi aku juga tak punya uang.”
”Apalagi kondisi kesehatanku dan kakak iparmu itu juga kurang sehat sekarang, setiap hari harus makan obat, dan itu semua adalah uang.”
Mendengar penjelasan kakaknya, akhirnya Xiao Ming pun pergi dengan malu.
Beberapa hari kemudian, terdengar kabar tentang kematian Xiao Ming di desa.
Li hanya bisa mendesah sedih dengan nasib adiknya sambil menghembuskan asap rokoknya. (jhn/rp)
(IST)
===
(Sumber : toutiao.com/EraBaru)