SRIPOKU.COM-- Menjelang wafatnya Rasulullah SAW, di Padang Arafah ditempat inilah Nabi Muhammad berkhutbah yang kemudian dikenal dengan khutbatul Wada' atau disebut juga pidato perpisahan.
Pidato ini merupakan salah satu puncak dari sejarah ajaran Islam.
Khutbah Nabi ini merupakan khutbah kemanusiaan.
Karena itu, keberhasilan kita menangkap makna dari khutbah Beliau merupakan bagian terpenting dalam memahami dan menangkap pesan-pesan kemanusiaan dalam ajaran Islam, sarat dengan nilai-nilai akhlak dan persaudaraan bagi seluruh umat manusia.
Rasulullah SAW melaksanakan ibadah haji sekali yaitu pada tahun ke 10 Hijriyah dengan diikuti oleh 124 ribu kaum muslimin.
Berdiri di Jabal Rahmah, menjelang waktu shalat Dzuhur, BIlal ra dan Rabiah bin Khalaf mengulangi kata-kata
Rasulullah SWT untuk para jamaah yang berada jauh dari tempat Rasulullah SAW berdiri.
Inilah isi dari pidato Rasulullah SAW yang merupakan pidato perpisahan pada kita semua:
Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini.
Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadiri di sini pada hari ini.”
“Wahai manusia sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci.
Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi.
Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu.
Allah telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.”
“Berwaspada terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.