Miris! Demi Bertahan Hidup, Kaum Pinggiran India Ini Makan Tikus. Hingga Lakukan Ini pada Manusia

Penulis: Candra Okta Della
Editor: Candra Okta Della
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SRIPOKU.COM - Tidak semua orang begitu beruntung di dunia ini lahir di keluarga berada. 

Semua kebutuhan tersedia, makanan, tempat tinggal juga pendidikan. 

Ada yang harus berjuang untuk mendapatkan makan, jika tidak kerja tidak ada makanan. 

Bahkan sampai ada yang memungut makanan sisa untuk hidup. 

Seperti satu kelompok orang ini, yang berada dipingiran kota India. 

Dilansir dari Indiantimes, kelompok orang Bihar ini hidup dibawah garis kemiskinan. 

Betapa tidak, karena tidak ada yang bisa mereka makan. 

Mereka terbiasa memakan tikus agar bertahan hidup. 

Meskipun pemerintah mengklaim bahwa ada bantuan diberikan ke lokasi-lokasi ini, tampaknya mereka terus hidup dalam kemiskinan dan kondisi sulit dibayangkan.

Bagaimana prakteknya. Berikut beberapa cara mereka mengolah tikus menjadi makanan hingga lumpur dibuat begini.

 

Tikus Dimasak dalam waktu 15 Menit

 

Untuk membunuh tikus tersebut, mereka menangkapnya di tanah persawahan sebelum akhirnya berhasil membunuhnya dengan pukulan berulang-ulang ke kepala tikus.

Penduduk setempat mengklaim bahwa dibutuhkan 15 menit bagi mereka untuk membuat sup tikus. 

Tentang Musahar

Musahars yang juga dikenal sebagai ‘Rat Eaters’ adalah salah satu komunitas India yang paling terpinggirkan di seluruh dunia.

Musahar merupakan orang-orang yang dianggap sebagai kasta paling rendah dalam sistem kasta di India dengan kehidupan yang teramat miskin.

Usai melakukan eksekusi pada tikus-tikus, biasanya mereka akan menyantapnya dengan makanan lainnya.
Phekan mengatakan, untuk menyiapkan rebusan tikus membutuhkan waktu 15 menit.

"Hampir semua orang di sini menyukainya dan mengerti tentang persiapannya (memasak)," ujar Phekan.

Phekan merupakan salah satu dari sekitar 2,5 juta kaum Musahar. Musahar bahkan dianggap lebih rendah dibandingkan kasta Dalit atau Paria, salah satu kasta terendah di India yang dijuluki sebagai untouchable atau haram untuk disentuh.

"Mereka (Musahar) adalah yang termiskin di antara yang paling miskin dan sulit mendapat akses ke pemerintahan," ujar Sudha Varghese, yang menghabiskan tiga dekade bekerja di antara orang-orang Musahar di Bihar.

Sebagian besar masyarakat Musahar hidup dengan penghasilan satu dolar AS atau sekitar Rp 13.000 per harinya.

"Ini (memakan tikus) merupakan hal yang sehari-hari dilakukan untuk makan dan berikutnya adalah penyakit, seperti kusta yang menjadi kenyataan setiap harinya," kata Varghese, yang dianugerahi penghargaan sipil dari

Mengapa mereka makan tikus?

Ketika media menanyakan pada penduduk setempat tentang alasan yang membuat mereka makan tikus, jawabannya membuat banyak orang terkejut.

Mereka berkata: “Kami duduk di rumah sepanjang hari tanpa melakukan apa pun. Beberapa hari kami bekerja di pertanian, pada hari-hari lain kami kelaparan atau menangkap tikus dan memakannya dengan sedikit gandum yang bisa kami dapatkan.”

Komunitas Musahars sangat bersikeras untuk tidak membuat beberapa perubahan gaya hidup. Mereka tidak ingin mengubah gaya hidup mereka.

Mantan Menteri Utama Manjhi mengungkapkan: “Beberapa dari generasi yang lebih tua masih makan tikus karena itu seperti makanan lain yang mereka miliki. Sebagian besar generasi muda tidak memakannya, hal-hal telah membaik dan selanjutnya akan berubah.”

Berita Terkini