Laporan wartawan Sriwijaya Post, Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dalam waktu dekat PLN sudah mulai melakukan penyambungan aliran listrik kereta ringan Light Rail Transit (LRT) Palembang.
Tentu sistem yang digunakan perlu dimatangkan supaya nantinya saat adanya gangguan listrik kereta tetap bisa berjalan.
PLN menggunakan sistem Automatic Transfrer Switch (ATS).
Dengan sistem ini jika terjadi gangguan terhadap jaringan listrik pada LRT maka sudah disiapkan jaringan lainnya untuk memback up dan memberikan daya untuk LRT tetap operasional.
"Kita sudah perkirakan untuk LRT kita gunakan sistem ATS ada dua jaringan yang disiapkan untuk memback up satu sama lain," kata GM PLN WS2JB, Daryono, Rabu (22/11/2017).
Sehingga ketika ada gangguan listrik saat kereta beroperasional kereta tetap bisa berjalan.
Kabel jenis XLPE (Cross – Linked Poly Ethylene) 3 x 240 mm ditanam di dalam tanah yang terhubung dengan gardu traksi.
Untuk LRT sepanjang 23 kilometer itu setidaknya dibutuhkan 9 unit gardu traksi, dimana jarak antara satu gardu traksi dengan lainnya sepanjang tiga kilometer.
Gardu traksi adalah fasilitas penyedia daya untuk operasi sistem kereta api listrik.
Dalam operasi dibutuhkan daya untuk mengerjakan mesin operasional kereta dihitung berdasarkan bobot kereta dan jarak antar Gardu Traksi.
"Gardu traksi ini sudah kita bangun dengan jalur bawah. Dan gardu ini akan berada di sejumlah stasiun LRT nantinya," katanya.
Nantinya tanah sekitar stasiun akan dibor dengan kedalaman 1,5 meter horizontal hingga ke pinggir trotoar kemudian tersambung dengan Gardu Traksi.
Selanjutnya dari gardu traksi disalurkan ke Gardu Induk paling dekat lokasi stasiun.
Di antaranya untuk gardu traksi di Bandara SMB II Palembang akan ditarik dari GI Kenten sepanjang 4,8 kilometer dari gardu induk ke gardu traksi.