Kebakaran di Keramasan

Kebakaran di Keramasan Kerapati Palembang - 'Api. . . Api. . . Api. . . Ya Allah!'

Penulis: Andi Wijaya
Editor: Sudarwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan sisa kobaran api yang melalap 10 rumah warga di Jalan Keramasan RT 16/6 Kecamatan Kertapati Palembang, Rabu (18/10/2017).

Laporan wartawan Sriwijaya Post, Andi Wijaya

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Warga Jalan Keramasan RT 16/6 Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati, Palembang, mendadak berhamburan keluar rumah.

Ada yang meminta tolong dan ada yang menjerit histeris.

"Api, api, api. Ya Allah," ujar salah seorang warga yang melihat api sudah menjalar besar membakar rumah padat
penduduk itu, Rabu (18/10/2017), sekitar pukul 09.19.

Akibat si jago merah yang mengamuk di kawasan itu, setidaknya ada 10 rumah warga semi permanen yang terbuat dari kayu, hangus terbakar ludes dilalap si jago merah.

Sontak melihat asap yang hitam dan api yang sudah mengepul, warga yang mengetahui kejadian itu langsung mencoba memadamkan api dengan peralatan seadanya yakni menggunakan ember, sebelum delapan mobil pemadam kebakaran datang untuk memadamkan api.

Selain berusaha memadamkan kobaran api, warga juga terlihat berlomba-lomba menyelamatkan barang-barang berharga mereka, seperti motor, pakaian, televisi, dan kasur.

Namun ada juga warga yang tak sempat lagi menyelamatkan barang-barang dan hanya tinggal pakaian di badan.

Ridwan (41), salah satu warga yang berada di kawasan tersebut mengatakan, dirinya tak mengetahui kronologis kejadian kebakaran tersebut dari awal.

Namun api yang menghanguskan rumah warga diduga berasal dari rumah Sopian.

Saat api sudah membumbung tinggi dari ruangan tengah rumah Sopian, lanjut Ridwan, api langsung menyambar rumah-rumah warga yang sekitar.

"Kami melihat api sudah membesar dan kejadian cepat sekali. Tak. Ada suara letupan dan ledakan," katanya.

Di tempat sama, Vita, salah satu warga yang rumahnya hangus terbakar terlihat hanya bisa pasrah dan menangis melihat rumah terkabar.

Sembari ditenangkan dan dipeluk oleh warga sekitar, ia hanya bisa menangis.

"Tidak ada barang yang bisa diselamat pak, semuanya hangus terbakar," katanya menitikkan air mata.

Halaman
12

Berita Terkini