Miris Lihat Ribuan Pohon Duku Komering Mati

Penulis: Evan Hendra
Editor: Sudarwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Elsya Rizki Laisya SE, pengurus organisasi kepemudaan di OKU Timur.

SRIPOKU.COM - Kondisi tanaman yang menjadi primadona dan icon Kabupaten OKU Timur setiap tahunnya yakni tanaman Duku Komering akan segera menghilang jika pemerintah daerah tidak memperhatikan dan tidak melakukan peremajaan serta penyelamatan ketika musim kemarau tiba seperti tahun 2015 saat ini.

Demikian diungkapkan salah satu pengurus Organisasi Kepemudaan di OKU Timur, Elsya Rizki Laisya SE, Minggu (31/10/2015).

Elsa mengaku sudah melihat secara langsung dan berkomunikasi dengan masyarakat di sepanjang Aliran Sungai Komering.

Dia mengaku miris karena pemerintah seakan tidak memperhatikan komoditas yang selama ini menjadi unggulan masyarakat OKU Timur sehingga menyebabkan ribuan batang duku komering yang menjadi komoditi andalan masyarakat setiap tahunnya.

“Harapan kita dengan pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi daerah khususnya dalam hal tumbuh-tumbuhan. Jangan hanya sibuk mengurusi pemerintahan dan mengabaikan tanaman yang menjadi komoditi unggulan. Selain itu, pemerintah juga hendaknya jangan hanya melakukan penyiraman api saja. Namun juga bisa melakukan penyiraman terhadap tanaman duku warga yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan,” katanya.

Kemarau panjang yang terjadi sejak enam bulan lalu kata dia, membuat tanaman duku masyarakat mengalami kekurangan resapan air sehingga menyebabkan tanamannya kekeringan dan perlahan-lahan layu dan mati.

“Masyarakat harus bersabar dan berdoa agar hujan segera turun sehingga tanaman duku bisa terselamatkan. Memang dalam satu Hektare (ha) kebun duku ada puluhan yang mati. Namun mudah-mudahan komoditi unggulan tersebut tidak sampai habis sehingga hanya tinggal sejarah,” harapnya.

Selain itu, Elsa juga berharap kepada semua masyarakat agar bisa bahu membahu dalam melakukan penyiraman baik secara manual maupun menggunakan mesin sedot air.

Karena dengan demikian tanaman duku yang sebelumnya sudah hampir mati bisa terselamatkan.

Wanita kelahiran 1992 yang telah menyelesaikan studi di perguruan tinggi jurusan ekonomi Management tersebut berharap apa yang menjadi adat dan budaya Komering tetap bisa dipertahankan salah satunya adalah komoditi hasil buah yang selalu menjadi primadona masyarakat OKU Timur bahkan Indonesia.

“Saya melihat sendiri dalam satu Ha lahan itu ratusan tanaman duku mengering dan hampir mati. Kalau tetap dibiarkan maka kemungkinan duku komering hanya tinggal sejarah saja. Untuk menunggu tanaman duku berbuah, petani harus menunggu sedikitnya 20-30 tahun. Tanaman duku yang banyak mati sudah berusia mulai dari 20-100 tahun,” kata gadis yang aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan tersebut.

Berita Terkini