SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Terminal Tipe A Kayuagung, dibangun sejak tahun 2007 hingga 2014 sekarang ini, belum berfungsi secara maksimal.
“Terminal ini hanya di awal diresmikannya aktif dan kendaraan yang melintas semua masuk terminal. Setelah itu, belum berfungsi secara maksimal sampai sekarang,” kata Kepala UPTD Terminal, Minggu (8/2/2014), H Zakaria.
Zakaria menambahkan, kendaraan yang hendak masuk takut terbalik. Mengingat badan jalan terlalu tinggi dibandingkan dengan bahu jalan yang rendah.
“Bahu jalan sangat rendah dibandingkan badan jalan. Jadi apabila kendaraan berat masuk keterminal akan membahayakan dan bisa menyebabkan kendaraan tergelempang,” kata Zakaria menunjukan kendala kenamapa kendaraan enggan masuk termirnal.
Selain itu, kondisi jalan menuju terminal sekarang ini masih labil yang disebabkan digenangi air hujan, banjir dan dipastikan jalan di terminal akan rusak.
Kalau mengenai pendapatan asli daerah (PAD) untuk pemerintah daerah (Pemda) melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkomifo) OKI ditargetkan sebesar Rp 1,8 miliar untuk per tahun.
Namun, kendalanya, apabila musim hujan petugas di lapangan tidak optimal dalam menjalan tugasnya.
“Demikian dari dua arah kendaraan yang melintas di depan terminal ini hanya satu arah kendaraan yang maksimal memberikan retribusi yang dijaga petugas,” tutur Zakaria.
Mengenai optimal atau tidaknya untuk mencapai target PAD tergantung kepada idealnya kepala terminal itu dalam satu tahun kerjanya.
“Kalau sampai dalam satu tahun itu, 3 atau 4 kali pergantian kepala terminal. Maka saya yakin, kerja kepala UPTD terminal tidak maksimal. Karena belum bisa mengevaluasi petugas retribusi sudah berganti,” ungkap Zakaria yang mengaku baru 4 bulan bertugas.
Masih kata Zakaria, idealnya, kepala terminal itu dalam satu tahun satu orang, jangan sampai satu tahun 4 kepala, pemimpin terminal. Meskipun ada pergantian paling tidak di awal tahun.
Disebutkan Zakaria, PAD yang didapat dalam per hari idealnya dari Rp 4 juta sampai Rp 5 juta.
“Retribusi yang dipungut oleh petugas di lapangan bervariasi dari kendaraan tronton Rp 8 ribu, fuso Rp 5 ribu, truk PS Rp 3 ribu, dan mobil angkutan kecil Rp 2 ribu," ujar Zakaria.
“Di sini kita tidak bisa untuk main-main, karena kita ingin mencapai target PAD, kalau tidak tercapai pimpinan UPTD terminal malu. Oleh karena itu, petugas yang ada lapangan dijaga ketat dan tidak ada yang menyimpang,” ungkapnya kalau ada yang menyimpang maka namanya dicoret tinta merah.