Sifat Munafik dan Dampaknya Bagi Umat

Penulis: admin
Editor: Bejoroy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Saleh MS Penyuluh Agama Islam Tingkat Madya Palembang

DALAM kitab suci Alquranulkarim dan Hadist Nabi Muhammad SAW banyak sekali kita temukan penjelasan tentang akibat dari sifat-sifat munafik. Di antaranya menimbulkan azab atau siksaan yang diderita oleh umat, baik itu berupa siksaan dunia, mungkin juga yang diterima di akherat nanti. Sayangnya, hal ini banyak tidak diketahui oleh umat Islam. Atau mungkin juga ada sebagian mereka yang mengetahuinya, tetapi tidak pernah mengindahkannya.

Firman Allah SWT dalam Alquran surat Al-Baqarah (sapi betina) ayat 8-14 dijelaskan orang munafik itu berkata bahwa mereka beriman kepada Allah dan juga mempercayai pula akan terjadinya hari kiamat. Pengakuan itu adalah tipuan belaka. Buktinya terlihat dari tindakan dan perbuatan mereka dalam hidup keseharian. Lain di mulut lain pula di hati.

Dikatakan kepada mereka: kamu janganlah selalu membuat keonaran, pelanggaran di atas bumi ini. Mereka membantah keras dan mereka mengaku tidak berbuat sekejam itu. Sebaliknya mereka menuduh orang-orang beriman itu bodoh. Karena itu, pada surat Al-Baqarah ayat 10 disebutkan, akibat dari kecongkakan, pelanggaran yang mereka perbuat, Allah SWT menetapkan kepada mereka azab yang pedih.

Di Indonesia, akibat dari kemunafikan itu telah banyak kita rasa kan, mungkin ini peringatan atau azab dari Allah SWT. Peristiwa tragis dan sangat menyedihkan, memilukan hati. Untuk diketahui, setiap peristiwa seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, kebakaran, tanah longsor, lumpur Lapindo yang merusak lahan pertanian, rumah penduduk dan banyak lagi menimbulkan kemelaratan rakyat kelas bawah.

Inilah di antaranya akibat-akibat yang ditimbulkan dari sifat dan perbuatan munafik. Hal ini terjadi karena para pelaksana, pejabat pembuat kebijakan undang-undang sudah tidak lagi mengindahkan janji-janji yang mereka ucapkan sewaktu mereka diangkat menjadi pelaksana atau menjabat sesuatu.

Padahal mereka sebelumnya telah berjanji dan bersumpah untuk melaksanakan undang-undang atau aturan, baik undang-undang Allah ataupun undang-undang negara. Bahkan berjanji akan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Nyatanya tidaklah demikian. Jauh panggang dari api. Kalaulah hal seperti ini tidak bisa dihentikan pasti azab atau siksaan dari Allah SWT akan terus berlanjut. Baik siksaan kepada pembuatnya maupun orang lain yang memang tidak bersalah dan berbuat pelanggaran.

Menurut sejarah, pada zaman Rasulullah SAW dinamakan zaman kegelapan. Sebenarnya yang gelap bukan buminya, namun hati nurani manusianya. Buktinya mereka menjadi raja, panglima, seniman, sastrawan, pedagang, petani, tuan tanah dan lain sebagainya.

Hati nurani inilah yung menentukan kemunafikan atau tidak. Undang-undang tidak mereka pedulikan, apalagi akan mengamalkannya.

Semua peristiwa yang terjadi buah dari sifat munafik akan menimbulkan kemiskinan, kemelaratan, kekerasan dan kekejaman. Bukan tidak mungkin menimbulkan pembunuhan, lalu kebencian, pengeboman dan kehancuran hidup.

Oleh karena itu, melalui Mimbar Jumat ini marilah kita bersama-sama menghentikan praktek kemunafikan. Menghentikan segala pelanggaran undang-undang yang terdapat dalam Alquran atau Alhadist serta aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.

Sekali lagi diharapkan semua pihak baik sebagai abdi negara, pedagang, ekonom, DPR dan lainnya agar mau dan mampu menahan diri dari berbuat pelanggaran atau tidak melaksanakan janji-janji yang telah kita janjikan agar kita dapat selamat hidup di dunia dan akherat.

Dan selamat pula penulis ucapkan kepada umat Islam yang telah mematuhi dan tidak pernah melanggar peraturan dan undang-undang. Lanjutkan usaha anda yang baik. Anda adalah tergolong orang yang istiqamah atau orang-orang yang muttaqien.

Berita Terkini