Berita Lubukllinggau

AKSI Warga Watas Lubuklinggau Mandi Langsung di Kantor PDAM Terjadi Setiap Tahun, Ini Penyebabnya

Pasalnya, kondisi Air dirumah mereka tak mengalir membuat warga kesal dan melakukan aktifitas langsung di kantor PDAM.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Odi Aria
Dokumen Warga
MANDI DI KANTOR PDAM- Warga Kelurahan Watas, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, terpaksa mendatangi langsung kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bukit Sulap (TBS) di Kelurahan Watas Lubuk Durian. Mereka datang tidak hanya untuk mengambil air bersih, tetapi juga mandi dan mencuci langsung di area kantor PDAM, Minggu (3/8/2025). 

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU- Warga ramai-ramai mendatangi langsung kantor Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap (PDAM- TBS) di Kelurahan Watas Lubuk Durian untuk mandi dan mencuci di kantor PDAM secara langsung.

Pasalnya, kondisi Air dirumah mereka tak mengalir membuat warga kesal dan melakukan aktifitas langsung di kantor PDAM.

Menanggapi hal itu, Direktur PDAM Tirta Bukit Sulap, Hadi Purwanto mengatakan bila warga mengambil air di Kantor PDAM itu memang terjadi setiap tahun.

"Itu warga Watas memang setiap tahun seperti itu, karena setiap musim kemarau mereka mengambil air di PDAM langsung," ungkap Hadi pada wartawan, Rabu (6/8/2025).

Menurut Hadi mereka memang diberikan kewenangan, karena pelanggan yang ada di Watas itu selama ini memang mengambil air dari Sungai Apur.

"Kalau untuk digunakan mandi dan mencuci tidak boleh, karena aset itu aset negara, karena untuk sosialnya diperbolehkan mengambil air.

Kurang lebih 70 KK, karena terdampak akhirnya mereka mengambil di kantor PDAM langsung, mereka itu hanya boleh ngambil air saja tidak boleh mandi," ujarnya.

Selain itu, Hadi juga menyampaikan sejak tiga hari lalu, pipa 500 milimeter dengan ukuran 20 inci pecah di Sungai Sando daerah Kayu Ara, Kecamatan Lubuklinggau Barat II.

"Dengan pecah itu pasti terdampak terutama dataran tinggi yakni Karya Bakti, Niken, Talang Muara Enim dan Jalan Poros. Total pelanggan yang terdampak 3000 lebih," ungkapnya.

Hadi menambahkan, pecah sejak tiga hari yang lalu, sekarang proses distribusi air terpaksa dilakukan bergilir diperparah debit air sudah mengecil karena musim kemarau.

"Sungai baku Apur Kasie, Kelingi, saat musim kemarau ini kecil, itulah warga yang terdampak dari Sungai Apur mengambil air di PDAM," ujarnya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved