Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 SMA Halaman 103 Kurikulum Merdeka, Latihan Soal Asesmen Esai Bab 2
Siswa dapat menjadikan kunci jawaban ini sebagai bahan belajar Sejarah kelas 12 SMA halaman 103 Kurikulum Merdeka bagian Asesmen.
Penulis: Novry Anggraini | Editor: Novry Anggraini Rizki Utami
SRIPOKU.COM - Berikut ini kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 103 Kurikulum Merdeka semester 1.
Siswa dapat menjadikan kunci jawaban ini sebagai bahan belajar Sejarah kelas 12 SMA halaman 103 Kurikulum Merdeka bagian Asesmen.
Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 SMA Halaman 101 Kurikulum Merdeka, Latihan Pilihan Ganda Asesmen
Melansir laman buku.kemdikbud.go.id, di bawah ini kunci jawaban Asesmen esai Sejarah kelas 12 SMA halaman 103 Kurikulum Merdeka selengkapnya.
Asesmen
Esai
1. Perhatikanlah sumber foto dan narasi berikut!
Dengan mempertimbangkan foto dan kutipan di atas, analisislah posisi dan peran para aktivis dan organisasi Kowani dalam konstelasi pergerakan perempuan Asia Afrika di tengah Perang Dingin!
Jawaban: Foto tersebut memperlihatkan delapan orang anggota atau aktivis Kowani yang menjadi delegasi Indonesia pada Kongres Perempuan Asia-Afrika 1958 di Colombo. Pada foto itu, mereka terlihat mengenakan kebaya, kain batik, atau kain tenun tas, sanggul, dan dandanan yang rapi. Para perempuan ini terlihat percaya diri dengan identitasnya sebagai perempuan Indonesia. Para perempuan ini juga merupakan sebagian kecil dari perempuan Indonesia yang mengeyam pendidikan dan memiliki jaringan yang baik sehingga berkesempatan untuk mewakili Kowani dan Indonesia dalam konferensi yang penting di Asia dan Afrika.
Para perempuan ini termasuk perempuan yang progresif atau berpikiran maju pada zamannya. Kowani memainkan peranan penting dalam pergerakan perempuan di masa ini melalui keterlibatannya sebagai salah satu inisator Kongres Perempuan Asia-Asfrika pertama. Di tengah segala keterbatasan dan posisi perempuan saat itu yang masih dipandang sebelah mata, para perempuan ini mendiskusikan masalah-masalah penting dan masih relevan di masa kini, di antaranya masalah kesehatan, pendidikan, wanita dan kewarganegaraan, perbudakaan dan perdagangan wanita dan anak, masalah perburuhan, dan kerjasama erat di antara wanita Asia dan Afrika.
Dalam situasi Perang Dingin dan perebutan pengaruh di antara Blok Barat dan Blok Timur, posisi perempuan masih dianggap lebih rendah dari laki-laki. Melalui Kongres Perempuan Asia-Afrika, para perempuan ini menunjukkan bahwa perempuan Asia-Afrika memiliki solidaritas tinggi dan memainkan peran penting dalam mendorong berbagai diskusi terkait dengan berbagai masalah terkait perempuan.
2. Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi perpecahan di antara dwitunggal Sukarno-Hatta karena perbedaan pandangan politik.
Mengapa Hatta tidak sepakat dengan Sukarno mengenai Demokrasi Terpimpin?
Jawaban: Hatta adalah tokoh pergerakan nasional Indonesia yang sangat giat memperjuangkan terwujudnya demokrasi rakyat di Indonesia. Bagi Hatta, kemerdekaan Indonesia berarti berakhirnya "daulat tuan" dan dimulainya "daulat rakyat" yang diwujudkan dalam parlemen yang demokratis. Oleh karenanya, Hatta tidak sejalan dengan Demokrasi Terpimpin yang memusatkan kekuasaan di tangan Sukarno. Demokrasi Terpimpin memberikan kesempatan pada Sukarno untuk menjadi penguasa yang otoriter dan bertentangan dengan ide Hatta mengenai demokrasi.
Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 SMA Halaman 66 Kurikulum Merdeka Semester 1, Soal Esai Asesmen Bab 1
3. Selama periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin terjadi banyak pergolakan daerah. Mengapa hal ini terjadi?
Jawaban: Beberapa konflik atau pergolakan daerah yang terjadi di Indonesia selama periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin berakar dari gejolak yang terjadi di masa sebelumnya, yaitu revolusi fisik. Permasalahan yang tidak terselesaikan turut berkontribusi pada pergolakan daerah di masa Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin, misalnya pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo. Selain itu, pada periode 1950-an, Indonesia sedang berusaha untuk bangkit dan membangun negeri setalah revolusi. Namun, pembangunan itu masih terkonsentrasi pada Pulau Jawa. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari daerah luar Jawa yang sebenarnya ikut menyumbang keuangan negara tapi kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat. Ketimpangan dan ketidakharmonisan hubungan antara pusat dan daerah ini memicu konflik dan pemberontakan daerah, misalnya dalam peristiwa PRRI/Permesta. Selain itu, periode ini juga ditandai oleh polarisasi kekuatan dan ideologi yang membuat situasi politik memanas serta menimbulkan konflik serta pemberontakan.
4. Bahasa Belanda tidak lagi diajarkan di sekolah sejak tahun ajaran 1951 setelah diberlakukannya UU Pendidikan dan Pengajaran tahun 1950. Mengapa hal ini terjadi?
Sejarah kelas 12 SMA halaman 103
Kurikulum Merdeka
Asesmen BAB 2
Sejarah kelas 12 SMA
Sejarah kelas 12 SMA semester 1
kunci jawaban
10 Soal Ulangan IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka Kunci Jawaban Latihan Mengubah Bentuk Energi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Biologi Kelas 11 SMA Halaman 51 Kurikulum Merdeka, Latihan Aktivitas 2.15 Gambar 2.12 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban IPAS Kelas 6 SD Halaman 30 Kurikulum Merdeka, Informasi Apa yang Bisa Kita Dapatkan |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Biologi Kelas 11 SMA Halaman 50 Kurikulum Merdeka, Ayo Berkerja Sama Aktivitas 2.15 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Biologi Kelas 11 SMA Halaman 48-49 Kurikulum Merdeka, Latihan Aktivitas 2.14 Bab 2 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.