Pendidikan Profesi Guru

Contoh Studi Kasus Penilaian di Kelas, Tugas PPG 2025 350 Kata

Dalam suatu kegiatan praktik presentasi, saya merasa kesulitan menilai secara adil dan objektif karena waktu yang terbatas

Freepik
CONTOH STUDI KASUS - Ilustrasi belajar. Contoh Studi Kasus Penilaian di Kelas, Tugas PPG 2025 350 Kata 

SRIPOKU.COM - Contoh permasalahan umum dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran di kelas, terutama pada pendekatan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013 yang menekankan penilaian autentik dan beragam.

Draft contoh permasalahan dalam sistem penilaian ini bisa menjadi referensi Bapak/Ibu yang sedang mengikuti PPG 2025.

Baca juga: 30 Ide Ucapan 17 Agustus dalam Bahasa Sunda untuk Memperingati HUT RI ke-80

Contoh studi kasus penilaian

Selama saya melaksanakan pembelajaran di kelas, saya pernah mengalami tantangan dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, khususnya saat melakukan penilaiam keterampilan secara langsung.

Dalam suatu kegiatan praktik presentasi, saya merasa kesulitan menilai secara adil dan objektif karena waktu yang terbatas, jumlah siswa yang banyak, dar tidak adanya instrumen yang terstruktur.

Masalah ini menyebabkan hasil penilaian menjadi kurang konsisten dan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan masing-masing siswa.

Beberapa siswa merasa tidak puas karena merasa belum menunjukkan kemampuan terbaik mereka, sementara saya sendiri merasa penilaian yang saya lakukan kurang akurat.

Untuk mengatasi hal ini, saya melakukan beberapa upaya penting.

Pertama, saya menyusum rubrik penilaian yang memuat kriteria yang jelas dan terukur, seperti aspek penguasaam materi, cara penyampaian, penggunaan bahasa, serta kepercayaan diri.

Rubrik ini saya sosialisasikan kepada siswa sebelum mereka tampil, agar mereka memahami aspek-aspek yang akan dinilai.

Kedua, saya melakukan rekaman video presentasi siswa (dengan izin mereka) agar saya dapat meninjau kembali penampilan mereka secara lebih objektif, terutama jika terjadi keraguan atau perbedaan persepsi.

Ketiga, saya melibatkan penilaian teman sebaya dengan panduan rubrik yang sama, untuk memperkaya perspektif dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap proses penilaian.

Hasil dari upaya tersebut sangat positif. Penilaian menjadi lebih transparan, adil, dan diterima dengan baik oleh siswa.

Mereka merasa lebih termotivasi dan memahami bagaimana meningkatkan kualitas penampilan mereka.

Saya sendiri merasa lebih percaya diri dalam memberikan penilaian karena didukung oleh data yang lebih akurat.

Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi saya bahwa penilaian bukan hanya soal memberikan angka, tetapi juga bagian dari proses pembelajaran yang harus dirancang dengan matang, adil, dan edukatif.

Dengan menggunakan alat bantu yang tepat dan melibatkan siswa secara aktif, penilaian bisa menjadi sarana refleksi dan peningkatan diri, baik bagi guru maupun peserta didik.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved