Kisruh Satria Eks Marinir Minta Pulang, Anak Buah Prabowo Utus Jenderal 2 Matra TNI : Koordinasikan

Jenderal dari dua matra TNI diturunkan untuk mengatasi masalah eks marinir Satria Arta. Ia membelot jadi tentara bayaran di Rusia.

Editor: Refly Permana
Kolase Tribun Medan/Istimewa
EKS MARINIR MINTA PULANG - Satria Arta Kumbara, mantan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut, menyesal jadi tentara bayaran Rusia. Dia minta difasilitasi agar bisa pulang kembali ke Indonesia. 

SRIPOKU.COM - Pemerintah Indonesia tidak menganggap persoalan Satria Arta Kumbara suatu hal yang harus diabaikan.

Pihak istana terus memikirkan solusi terbaik untuk eks marinir yang membelot menjadi tentara bayaran di Rusia tersebut.

Tak tanggung-tanggung, jenderal dua matra TNI diutus untuk menyelesaikan perkara Satria.

Satria menjadi buah bibir pasca curhat di media sosial kepingin pulang ke Indonesia.

Sebelumnya, Satria sempat bikin unggahan yang mengabarkan dirinya menjadi tentara bayaran di Rusia.

Namun, keputusan yang awalnya ia banggakan itu belakangan ini berganti menjadi penyesalan.

Satria secara langsung meminta ampun kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Sugiono agar diizinkan pulang dan menjadi WNI lagi. 

Namun, keinginannya tersebut terganjal persoalan hukum. 

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Prasetyo Hadi, mengatakan persoalan tersebut sedang dikoordinasikan lintas kementerian dan lembaga terkait.

“Sedang kita cari jalan keluar yang terbaik,” kata Prasetyo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Ia menyebut, koordinasi tidak hanya melibatkan kementerian teknis seperti Kementerian Hukum dan Kementerian Luar Negeri.

Akan tetapi, pihaknya juga sudah menginstruksikan Panglima TNI, Agus Subiyanto untuk mencari jalan keluar.

“Sedang kita koordinasikan dengan seluruh jajaran, baik Kemlu, kemudian di Kementerian Imigrasi, kemudian di Kementerian Hukum, juga kita berkoordinasi dengan Panglima TNI dan KSAL untuk mencari jalan keluar terbaik,” ujarnya.

Baca juga: Satria Arta Eks Marinir TNI Kabur Ke Rusia Berstatuskan Buron, Bakal Dipenjara Jika WNI Lagi

Wajib penjara

Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI Endi Supardi, menegaskan bahwa meski status Satria kini telah berubah menjadi warga sipil setelah diberhentikan dari dinas militer, hukuman pidana tetap berlaku. 

"Dia sudah bukan anggota Marinir lagi secara hukum, tapi hukuman kurungan satu tahun tetap berlaku jika dia kembali," ujar Endi, dikutip dari Antara, Kamis (24/7/2025).

Menurut Endi, Satria meninggalkan kesatuannya sejak 2022 tanpa izin dan kemudian dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Militer II-08 Jakarta pada April 2023. 

Putusan tersebut menyatakan Satria bersalah atas desersi dan menetapkan hukuman satu tahun penjara serta pemecatan dari TNI AL secara tidak hormat. 

"Putusannya sudah inkrah sejak 17 April 2023," tambahnya. 

Namun, Endi juga menjelaskan bahwa berdasarkan aturan hukum militer yang berlaku, kasus desersi memiliki batas waktu. 

Kalau dalam 11 tahun ke depan dia tidak pulang dan kasusnya tidak diselesaikan, maka perkara itu bisa kedaluwarsa.

Baca juga: Cari Nafkah untuk Anak Hanya Tameng, Terkuak Motif Satria Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran Rusia

Alasan pulang

Satria dikabarkan menghadapi pencabutan status kewarganegaraan Indonesia oleh otoritas Rusia sehingga ia meminta untuk dapat kembali ke Tanah Air. 

Melalui akun TikTok @zstorm689 pada Minggu (20/7/2025), Satria menyampaikan pesan terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.

Satria menegaskan tidak pernah berniat mengkhianati negara. 

Keputusan untuk bergabung dengan militer asing semata-mata didorong oleh kebutuhan ekonomi. 

"Saya niatkan datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah. Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi," ucapnya. 

Ia mengaku telah berpamitan dan meminta restu ibunya sebelum berangkat. 

Namun, setelah menjalani hidup sebagai tentara bayaran, Satria menyadari bahwa pencabutan kewarganegaraan Indonesia merupakan konsekuensi berat.

Karena itu, ia memohon bantuan untuk mengakhiri kontrak dengan Rusia dan memulihkan kembali statusnya sebagai warga negara Indonesia. 

Ia bahkan meminta warganet untuk membantu menyebarkan pesannya ke admin Partai Gerindra agar sampai ke Presiden Prabowo. 

"Jujur saya tidak ingin kehilangan kewarganegaraan saya, karena kewarganegaraan Republik Indonesia bagi saya segala-galanya dan tidak pernah ternilai harganya," katanya penuh emosi. 

Satria juga menyertakan pesan dari anaknya di Indonesia yang mengucapkan selamat ulang tahun. 

Dalam balasannya, Satria mengungkapkan kerinduannya kepada sang anak, sambil menyampaikan bahwa ia masih berada di garis depan Ukraina. 

Terlilit Utang dan Judol

Terkuak alasan sebenarnya eks marinir tersebut menyeberang ke Rusia sampai-sampai meninggalkan satuannya.

Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Marinir) Endi Supardi mengungkap bahwa Satria terjebak judi online dan terlilit utang. 

Awalnya Satria meminjam uang yang cukup besar di beberapa bank pelat merah.

Nominalnya kurang lebih di Rp 750 juta.

"Ternyata judi online ini kan tidak membantu, bahkan akan lebih terjerumus ke dalamnya, sehingga tidak bisa mengatasi itu dia desersi," kata Endi saat ditemui di Markas Komando Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025). 

Korps Marinir TNI AL sudah melakukan pemanggilan sampai tiga kali dan mendatangi rumah Satria, namun yang bersangkutan tidak ada di tempat. 

Peristiwa pemanggilan tersebut terjadi pada 2022, setelah kemudian Satria dipecat dari Korps Marinir TNI AL sejak 2023.

"Akhirnya naik status menjadi desersi, kemudian proses pemecatan, dan sudah dipecat di tahun 2023," imbuh Endi. 

Baca juga: Nasib Eks Marinir Usai Curhat tak Ingin Lagi Jadi Tentara Bayaran Rusia, Pergerakan Satria Dipantau

Dia juga menjelaskan, Satria Arta Kumbara merupakan salah satu prajurit yang mengawali kariernya dari tingkat Tamtama, kemudian bintara pangkat Sersan. 

Satria kemudian sempat berpangkat Sersan Satu sebelum akhirnya bergabung dengan tentara Rusia untuk berperang dengan Ukraina.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved