Berita Viral

HEBOH Ratusan Ikan Asal Amerika Selatan Mendadak Mati di Sungai Kelekar Prabumulih, Warga Bingung!

“Sudah sejak Selasa kemarin banyak ikan mati. Kebanyakan ikan sapu-sapu,” ujar Diki warga setempat

Penulis: Edison Bastari | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Edison Bastari
IKAN MATI - Warga yang tinggal di sepanjang sungai Kelekar ketika mengumpulkan ikan yang mati untuk dikonsumsi, Kamis (24/7/2025). 

SRIPOKU.COM, PRABUMULIH – Ratusan ikan ditemukan mati mengambang di sepanjang aliran Sungai Kelekar, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, dalam beberapa hari terakhir.

Kejadian ini diduga kuat akibat cuaca panas ekstrem dan penurunan debit air sungai yang terjadi sejak awal pekan ini.

Pantauan di  lapangan, puluhan hingga ratusan ikan dan terutama jenis ikan sapu-sapu atau sapujagat yang terlihat mengambang di pinggir sungai sejak Selasa (22/7/2025) hingga Kamis (24/7/2025).

Kondisi ini memicu perhatian warga sekitar yang kemudian turun ke sungai untuk mengumpulkan ikan yang masih dianggap layak konsumsi.

“Sudah sejak Selasa kemarin banyak ikan mati. Kebanyakan ikan sapu-sapu,” ujar Diki, warga yang tinggal di bantaran Sungai Kelekar, Kamis (24/7/2025).

Dugaan Penyebab: Cuaca Ekstrem atau Pencemaran?

Diki menyebut fenomena ini bukan yang pertama kali terjadi, terutama saat musim kemarau.

Namun, warga masih menduga-duga penyebab pastinya antara pencemaran limbah rumah tangga, limbah industri seperti tahu, bahkan kemungkinan kebocoran limbah minyak dari Pertamina.

“Tiap tahun kalau kemarau pasti banyak ikan mati. Tapi memang juga ada limbah rumah tangga dan usaha tahu,” terang Diana, warga lainnya.

Menurut Diana, kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa tahun lalu, di mana kematian ikan diduga karena limbah minyak Pertamina.

Ia berharap ada tindakan serius dari pemerintah, termasuk penyelidikan menyeluruh terhadap kualitas air di Sungai Kelekar.

“Pemerintah harus menyelidiki penyebab matinya ikan ini. Kalau karena limbah rumah tangga atau minyak, perlu ada sosialisasi dan penindakan,” tegasnya.

Kekhawatiran Warga: Ikan Mati Dikonsumsi

Diana juga menyoroti bahaya lain, yaitu banyaknya warga yang mengambil ikan mati untuk dikonsumsi, tanpa mengetahui penyebab kematiannya.

“Kalau penyebabnya limbah, ikan bisa berbahaya dikonsumsi. Harus ada imbauan tegas agar warga tidak sembarangan ambil ikan mati,” katanya.

Pemerintah Belum Ambil Tindakan

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kota Prabumulih maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat terkait insiden ini.

Warga menilai, setiap tahun kejadian serupa terjadi namun minim penanganan dan respons nyata dari pihak berwenang.

Desakan Penyelidikan dan Aksi Konkret

Warga berharap Pemerintah Kota Prabumulih melalui dinas teknis segera melakukan uji laboratorium terhadap air sungai, memeriksa kemungkinan pencemaran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya mengonsumsi ikan yang mati akibat faktor yang belum jelas.

“Kalau sudah tahu penyebabnya, bisa dicegah dan masyarakat tidak konsumsi ikan berbahaya,” pungkas Diana.

Apa Itu Ikan Sapu-sapu

Ikan sapu-sapu, juga dikenal sebagai ikan pleco atau janitor fish, adalah kelompok ikan air tawar yang populer sebagai pembersih akuarium.

Ikan tersebut berasal dari Amerika Selatan dan dikenal karena kemampuannya memakan alga dan sisa makanan di dasar perairan.

Meskipun sering dianggap sebagai ikan hias, beberapa jenis ikan sapu-sapu juga dikonsumsi di daerah asalnya. 

Dalam perdagangan, ikan sapu-sapu dikenal sebagai "plecostomus" atau "plecos" dan sering diperdagangkan dalam ukuran kecil atau sedang.

Meskipun beberapa jenis ikan sapu-sapu dapat tumbuh hingga 60 cm dan cenderung menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat pada ukuran tersebut. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved