Kunci Jawaban

25 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Materi Hikayat dan Cerpen

Ini latihan soal Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA Materi Hikayat dan Cerpen Kurikulum Merdeka yang dapat dipelajari.

|
Penulis: Siti Umnah | Editor: Siti Umnah
Freepik.com
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN : Ini latihan soal Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA Materi Hikayat dan Cerpen Kurikulum Merdeka yang dapat dipelajari.(Freepik.com) 

SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan kumpulan latihan soal Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka.

Selain latihan soal Materi Hikayat dan Cerpen, latihan soal pada artikel ini juga dilengkapi dengan kunci jawaban yang dapat dipelajari siswa.

Baca juga: Soal Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 12 SMA Materi Teks Laporan tentang Ragam Budaya Daerah

Baca juga: 10 Soal Penilaian Harian Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Materi Menyajikan Komik Potongan

1. Cermatilah penggalan teks hikayat berikut!

Jikalau anak kami sesekalipun apabila salah, kami salahkan juga. Janganlah Nakoda sangka lagi yang demikian itu. Maka katanya kepada perempuan itu. “Tatkala dahulu istri siapa engkau ini.” Maka, sahut perempuan itu, “Ya, Tuan Hakim! Bahwasanya hamba istri Nakoda.

Ciri khas hikayat yang terdapat pada penggalan teks tersebut adalah ….

A. Tokohnya berubah nasib.  

B. Pilihan kata dalam kalimatnya.

C. Menggunakan kata populer.

D. Diakhiri dengan perubahan nasib.

E. Berisi tentang kehidupan di masa kini.

Jawaban : B. Pilihan kata dalam kalimatnya.

2. Cermati penggalan teks hikayat berikut!

Jikalau anak kami sesekalipun apabila salah, kami salahkan juga. Janganlah Nakoda sangka lagi yang demikian itu. Maka katanya kepada perempuan itu. “Tatkala dahulu istri siapa engkau ini.” Maka, sahut perempuan itu, “Ya, Tuan Hakim! Bahwasanya hamba istri Nakoda.

A. Berbuat baik dengan tetangga

B. Jangan menyesal berbuat baik 

C. Suka membantu kesulitan teman

D. Meminta tolong kepada orang lain

E. Berprasangka baik dengan orang lain

Jawaban : E. Berprasangka baik dengan orang lain

3. Bacalah penggalan hikayat “Indera Bangsawan” berikut!

Maka anakanda yang mulia baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya

Kata “yang mulia baginda” dalam penggalan hikayat di atas menggunakan majas ...

A. Antonomasia

B. Metafora

C. Hiperbola

D. Simile

E. Personifikasi

Jawaban : A. Antonomasia

4. “Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti....” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini.

Nilai kehidupan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca dari kutipan teks hikayat tersebut adalah …

A. Nilai Pendidikan

B. Nilai Religius

C. Nilai Moral

D. Nilai Sosial

E. Nilai Budaya

Jawaban : C. Nilai Moral

5. “Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti....” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini.

Berdasarkan penggalan cerita pada Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak tersebut, sesuatu yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca yaitu …

A. Tidak memikirkan urusan dunia tetapi memikirkan hari akhir

B. Menjadikan permasalahan sebagai bagian dari hidup di dunia

C. Memikirkan semua manusia memiliki tujuan yang sama

D. Memikirkan masa depan keluarga dan keturunan

E. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan pertengkaran

Jawaban : D. Memikirkan masa depan keluarga dan keturunan

6. Cermati penggalan teks hikayat berikut!

Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.

Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.       

“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?”           

“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam.

“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang. “Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”

Di bawah ini yang bukan termasuk perasaan Ikan Todak saat muncul ke permukaan dan memperkenalkan dirinya kepada Datu mabrur yaitu …

A. Ia merasa marah karena rakyatnya tersakiti.

B. Ia merasa malu karena ia kalah dalam pertempuran.

C. Ia merasa marah karena Datu Mabrur telah mengusiknya.

D. Ia merasa takut karena berhasil dikalahkan oleh Datu Mabrur.

E. Ia merasa senang dapat bertemu Datu Mabrur yang baik hati.

Jawaban : E. Ia merasa senang dapat bertemu Datu Mabrur yang baik hati.

7. Bacalah penggalan hikayat “Indera Bangsawan” berikut!

Maka anakanda yang mulia baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.

Nilai yang terkandung dalam penggalan hikayat di atas adalah ...

A. Nilai Pendidikan

B. Nilai Religius

C. Nilai Moral

D. Nilai Sosial

E. Nilai Budaya

Jawaban : A. Nilai Pendidikan

8. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.

Nilai kehidupan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca dari kutipan teks hikayat tersebut adalah …

A. Nilai Pendidikan

B. Nilai Religius

C. Nilai Moral

D. Nilai Sosial

E. Nilai Kesopanan

Jawaban : B. Nilai Religius

9. Cermatilah penggalan hikayat berikut!

Sebermula, maka adalah pada masa itu dalam pulau Singapura itu tiadalah ada binatang buas atau jinak yang kelihatan melainkan tikus. Maka, beribu-ribu tikus tanah itu sepanjang jalan serta dengan besar-besarnya hampir bagai kucing adanya. Maka jikalau kita berjalan pada malam, dilanggarkannya, beberapa banyak orang jatuh, demikianlah besarnya. Maka pada suatu malam di rumah tempat kutinggal itu ada dipelihara beberapa kucing. Maka pada setengah malam kedengaran kucing mengiau-ngiau. Keluarlah kawanku dengan membawa damar, hendak pergi melihat apakah sebabnya kucing itu. Maka serta dilihatnya ada enam tujuh ekor tikus berkerumun menggigit kucing itu. Ada yang menggigit pipinya sehingga tiadalah boleh bergerak lagi kucing itu melainkan mengiau-ngiau saja. Hikayat Abdulah

Isi yang diungkapkan dalam penggalan hikayat tersebut adalah …

A. Di pulau Singapura kucing dan tikus saling bermusuhan.

B. Di pulau Singapura kucing selalu mengalahkan tikus.

C. Di pulau Singapura terdapat banyak tikus.

D. Kucing selalu dipermainkan tikus-tikus.

E. Di mana pun tikus selalu memangsa kucing.

Jawaban : C. Di pulau Singapura terdapat banyak tikus.

10. Perhatikan kutipan hikayat di bawah ini!

Maka si Miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang banyak, Si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya. Maka orang banyak itupun ramailah ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu.

Kalimat yang bercetak miring pada kutipan hikayat di atas menggunakan majas .…

A. Antonomasia

B. Metafora

C. Personifikasi

D. Simile

E. Hiperbola

Jawaban : D. Simile

11. Bacalah penggalan hikayat berikut!

Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu.

Sumber teks: Buku Kesusastraan Melayu Klasik

Kata-kata arkais yang ditemukan pada teks di atas adalah …

A. upeti, putri, dan hatta

B. raja, elok, dan nujum

C. elok, hatta, dan nujum

D. upeti, putri, dan nujum

E. upeti, hatta, dan nujum

Jawaban : E. upeti, hatta, dan nujum

12. Bacalah penggalan hikayat “Pengembara yang Lapar” berikut!

(1) “Janganlah kamu berdua tamak sangat dan bercakap besar pula. (2) Aku pun lapar juga.  (3) Bagi aku, kalau ada nasi sepinggan sudah cukup,” Awang bersuara. (4) Kendi dan Buyung tertawa mendengar kata-kata Awang. (5) “Dengan nasi sepinggan, mana boleh kenyang?

Majas metafora pada kalimat di atas ditandai dengan nomor...

A. (1)

B. (2)

C. (3)

D. (4)

E. (5)

Jawaban : A. (1)

13. Bacalah penggalan hikayat berikut! Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja memulai pembicaraan. “Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas. “Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda.

Kalimat yang bercetak miring pada penggalan hikayat di atas menggunakan majas ...

A. Antonomasia

B. Metafora

C. Personifikasi

D. Simile

E. Hiperbola

Jawaban : C. Personifikasi

14. Bacalah penggalan hikayat tersebut!

Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu dibawanya ke rumah dan ditaruhnya hampir sangkaran bayan juga.

Kata arkais yang digarisbawahi pada kalimat di atas memiliki makna ...

A. burung

B. ayam

C. angsa

D. kayu

E. emas

Jawaban : A. burung

15. Bacalah penggalan hikayat tersebut! Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"

Konjungsi yang menyatakan urutan waktu atau peristiwa pada penggalan hikayat di atas adalah ...

A. maka

B. tiadalah

C. sungguhlah

D. setelah itu

E. sebenar-benarnya

Jawaban : D. setelah itu

16. Cermati kutipan hikayat berikut!

Setelah didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suaminya, “Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam itu kakanda berikan pada tuan.”

Dari kutipan cerita di atas kita dapat mengetahui bahwa suami berwatak …

A. pemberani

B. penyayang

C. sombong

D. kasar

E. cengeng

Jawaban : B. penyayang

17. Cermatilah penggalan cerpen berikut!

Ketika tubuhnya digerogoti penyakit dengan enteng orang miskin itu melenggang ke rumah sakit. Ia menyerahkan Kartu Tanda Miskim pada suster jaga. Karena banyak bangsal kosong, suster itu menyuruhnya menunggu di lorong. ”Begitulah enaknya jadi orang miskin,” batinnya,”dapat fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.

Permasalahan pada kutipan cerpen di atas adalah …

A. Tubuhnya digerogoti penyakit

B. Susahnya menjadi orang miskin

C. Buruknya pelayanan rumah sakit

D. Banyak bangsal yang kosong

E. Tidak mendapat fasilitas gratis

Jawaban : C. Buruknya pelayanan rumah sakit

18. Perhatikan kutipan hikayat di bawah ini! 

Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari, sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.”

Nilai budaya yang bisa kita ambil dari kutipan hikayat di atas adalah …

A. Seorang anak raja yang cantik yang mencari suami

B. Pencarian suami untuk putri raja

C. Permintaan seorang raja

D. Mencari menantu melalui sayembara

E. Pertarungan merebut hati sang puteri

Jawaban : D. Mencari menantu melalui sayembara

19. Cermati penggalan teks hikayat berikut!

Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria.

“Sa-ijaan!”  seru Raja Ikan Todak sambil melompat di permukaan laut.

“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.

Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh  perlahan, tapi pasti. Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak. Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan!

Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan...!”

Hubungan pesan moral yang disampaikan teks hikayat berikut dengan kondisi masyarakat pada saat ini adalah ...

A. Pentingnya kesadaran untuk menjaga alam dan seisinya.

B. Pentingnya rasa bertanggung jawab pada tugas.

C. Pentingnya bekerjasama dan saling membantu.

D. Pentingnya sikap saling menghormati pada pilihan hidup.

E. Pentingnya solidaritas antar teman dan saudara.

Jawaban : C. Pentingnya bekerjasama dan saling membantu.

20. Cermati kutipan cerpen berikut!

Subuh itu, Ibu tidak bangun seperti biasa, padalah dialah yang paling rewel menyuruhku salat subuh di masjid bahkan memaksaku pergi ketika jarum jam masih menunjukan angka empat agar aku bisa mengumandangkan azan. Aku sungguh cemas. Kakiku mengigil ketika mendatangi kamarnya sebelum akhirnya kecemasanku benar-benar terbukti.

Latar suasana pada kutipan cerpen tersebut adalah ...

A. Sedih

B. Haru

C. Duka

D. Cemas

E. Prihatin

Jawaban : D. Cemas

21. Cermatilah penggalan cerpen berikut!

Kali ini, untuk menggarap batik pesanan lelaki itu, ia memilih saat malam buta di sebuah kamar berhias sarang laba-laba. Kamar penyimpan langut dan kemelut. Sebelumnya, hampir lima tahun pintu kamar itu dibiarkan terkatup serupa kabisuan mulut disumpal ujung selimut.

Makna kata langut dan kemelut dalam kutipan cerpen tersebut menyimbolkan ….

A. Kesedihan dan penyesalan

B. Kehilangan dan kesedihan

C. Kehampaan dan kesendirian

D. Kesedihan dan penderitaan

E. Kehampaan dan kesepian

Jawaban : D. Kesedihan dan penderitaan

22. Bacalah penggalan cerpen berikut!

Kelihatan seorang kakek berjalan bersama cucunya seorang gadis belia yang cantik. Mereka duduk di bawah pohon yang rindang. Gadis itu meminta kakeknya menceritakan riwayat hidupnya, siapa sebenarnya kedua orang tuanya dan di mana mereka sekarang. Sang kakek terdiam sebentar, kemudian mulailah ia bercerita. “Delapan belas tahun yang lalu, seorang pemuda kota berjalan-jalan ke desa ini. Ia terpikat gadis cantik bunga desa ini, dan mereka pun menikah. Gadis cantik itu adalah putri kakek satu-satunya.Latar tempat pada cerita di atas adalah ...

A. di bawah pohon rindang

B. perkampungan

C. hutan rimba

D. rumah singgah

E. jalan pedasaan

Jawaban : A. di bawah pohon rindang

23. Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini! 

“Hanya itu alasan Mama melarang Anisa menikah dengan Handoko?” Bibir Anisa menyinggung sinis. “Oh, alangkah piciknya pikiran Mama! Lalu apa artinya kemuliaan hati Mama selama ini yang Anisa kagumi? Padahal dulu Mama tidak pernah mempermasalahkan status Handoko yang ternyata belum mempunyai pekerjaan tetap. Demikian kakakku yang selama ini mendukungku sekarang berbalik arah.

Konflik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah …

A. Anisa dan Handoko tidak jadi menikah.

B. Anisa dilarang menikah oleh Mama dan kakaknya.
 
C. Mama yang berpikiran picik terhadap Handoko.

D. Keinginan Mama agar Anisa hidup bahagia.

E. Kakak tidak mendukung pernikahan Anisa dengan Handoko.

Jawaban : B. Anisa dilarang menikah oleh Mama dan kakaknya.

24. Bacalah penggalan hikayat tersebut! Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua putri-putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Buah tangan apakah yang kalian inginkan?” tanya raja. “Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata Putri Jambon. “Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Putri Jingga.

Kata yang bercetak miring pada penggalan hikayat di atas menggunakan majas ...

A. Antonomasia

B. Metafora

C. Personifikasi

D. Simile

E. Hiperbola

Jawaban : B. Metafora

25. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!

(1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi pemuda kere macam aku.

(2) Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela hati anak gadisnya kupacari.

(3) Jadi, amat wajar dia kelihatan tidak suka terhadapku.

(4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara wajah Mawar memang cakep.

(5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).

Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada kalimat bernomor ...

A. 1 dan 2

B. 1 dan 4

C. 1 dan 5

D. 2 dan 3

E. 2 dan 5

Jawaban : A. 1 dan 2

 


Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dengan klik Di Sini.

Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved