Berita Palembang

Tragedi Kebakaran di 1 Ulu, Ratusan Warga Palembang Kehilangan Tempat Tinggal

Di Jalan Faqih Usman, Kelurahan 1 Ulu, Palembang, pemandangan yang tersisa pada Selasa (22/7/2025) pagi adalah hamparan puing yang menghitam.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Andi Wijaya
MENGAIS PUING - Zul salah seorang korban kebakaran mengais puing-puing berharap menemukan harta benda yang turut terbakar di dalam rumahnya Jalan Faqih Usman, tepatnya didepan asrama polisi 1 ulu RT 13/03 Kelurahan 1 Ulu Kecamatan SU 1, Palembang, Selasa (22/7/2025) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Asap tipis sisa kebakaran masih samar tercium di udara, bercampur dengan aroma hangus kayu dan kenangan yang terbakar.

Di Jalan Faqih Usman, Kelurahan 1 Ulu, Palembang, pemandangan yang tersisa pada Selasa (22/7/2025) pagi adalah hamparan puing yang menghitam.

Malam yang seharusnya tenang telah direnggut oleh amukan api, meninggalkan duka mendalam bagi ratusan warga.

Di tengah reruntuhan itu, tatapan kosong puluhan warga menyapu sisa-sisa tempat yang pernah mereka sebut rumah.

Tangan-tangan mereka dengan lesu mengais puing, mencoba mencari barang berharga yang mungkin selamat dari jilatan api, sebuah ijazah, perhiasan, atau sekadar album foto yang menyimpan memori.

Salah satu dari mereka adalah Zul (47). Wajahnya tampak lelah, namun sorot matanya tajam saat menceritakan kembali detik-detik mengerikan yang terjadi sekitar pukul 02.45 dini hari.

"Kami semua sedang tidur nyenyak. Tiba-tiba ada yang menjerit histeris, 'Tolong! Tolong! Kebakaran!'" ungkap Zul, menirukan teriakan yang merobek keheningan malam itu.

Kepanikan seketika meledak. Api yang diduga berasal dari bagian depan dengan cepat merambat, melahap rumah-rumah panggung semi-permanen yang berdiri rapat di kawasan padat penduduk tersebut.

Dalam hitungan menit, Zul dan keluarganya dihadapkan pada pilihan yang mustahil.

"Sudah tidak berpikir apa-apa lagi. Yang penting selamatkan motor dan nyawa keluarga. Tidak sempat lagi mengambil apa pun. Hanya baju yang melekat di badan ini," tuturnya dengan suara bergetar.

Enam jiwa di dalam rumahnya selamat, namun seluruh harta benda ludes tak bersisa.

Rasa frustrasi juga menyelimuti Zul saat mengenang respons petugas pemadam kebakaran.

"Lihatlah, Pak. Sudah habis semua rumah di sini. Petugas datangnya lamban, ditambah lokasi yang padat begini, api jadi cepat sekali menyebar," keluhnya.

Rumah itu bukan sekadar bangunan bagi Zul. Ia telah menghabiskan 24 tahun hidupnya di sana, melanjutkan jejak orang tuanya yang bahkan sudah menetap selama 70 tahun. Kini, puluhan tahun kenangan itu hanya tersisa arang.

Kisah pilu Zul adalah cerminan dari nasib puluhan keluarga lainnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved