Jembatan Muara Lawai Lahat Ambruk

Evakuasi 4 Truk di Jembatan Muara Lawai Ambruk Selesai Hari Ini, Polisi Terapkan Buka Tutup Jalur

Polisi memastikan proses evakuasi empat truk pengangkut Batubara yang terjatuh saat jembatan Muara Lawai.

Penulis: Rachmad Kurniawan Putra | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Ardani Zuhri
JEMBATAN AMBRUK- Jembatan penghubung Lahat–Muara Enim di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, ambruk pada Minggu malam (29/6/2025) sekitar pukul 23.14 WIB. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Polisi memastikan proses evakuasi empat truk pengangkut Batubara yang terjatuh saat jembatan Muara Lawai di Kabupaten Lahat Ambruk selesai hari ini, Selasa (1/7/2025).

Direktur Satuan Lalu lintas (Dirlantas) Polda Sumsel Kombes Pol Maesa Soegriwo, mengatakan sebelumnya pihak terkait dengan dikawal anggota Lantas Polres Lahat dan Ditlantas Polda menyelesaikan evakuasi truk yang ikut terjatuh saat jembatan ambruk.

"Laporan terakhir yang saya terima sudah 3 truk Insyaallah hari ini satu truk lagi juga bisa dievakuasi jadi selesai semua.

Truk yang melintas itu semuanya muatan batubara," ujar Kombes Maesa saat dijumpai usai upacara peringatan HUT Bhayangkara di Mako Brimob Polda Sumsel.

Selama proses evakuasi, pihaknya turut memberlakukan buka tutup arus lalin supaya kendaraan pribadi dan pengangkut sembako tetap bisa melintas.

"Sementara ini kendaraan pribadi, angkut sembako, dan BBM bisa lewat. Kalau truk Batubara kami parkirkan dulu sementara, kecuali setelah ada konsolidasi dengan pihak terkait," tegasnya.

Mengenai penyebab ambruknya jembatan Maesa menegaskan saat ini pihaknya masih menunggu keterangan dari semua pihak terlibat, termasuk perusahaan pemilik kendaraan dan sopir yang masih dirawat.

"Sementara kita masih menunggu bahan keterangan yang detail karena kita juga harus tahu penyebabnya terjadi. Termasuk memanggil pihak manapun," katanya.

Bupati Lahat Bakal Polisi Pemilik Truk Batubara

Bupati Lahat Bursah Zarnubi geram atas ambruknya jembatan penghubung Lahat-Muara Enim di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, yang terjadi pada Minggu malam (29/6/2025) pukul 23.14 WIB.

Bursah menuding beban berlebih dari truk batubara menjadi penyebab utama insiden tersebut.

Dalam peninjauan langsung di lokasi, Senin (30/6/2025), Bursah menyatakan empat unit truk batubara yang terjebak di atas jembatan saat kejadian masing-masing mengangkut muatan hingga 40 ton.

“Ini karena keberatan beban. Ini harus jadi perhatian pihak perusahaan. Ke depan, batubara itu cukup 15 sampai 20 ton saja,” tegas Bursah.

Tak hanya menyayangkan, Bupati Lahat bahkan menyatakan kesiapannya untuk melaporkan perusahaan batubara ke pihak berwajib atas dugaan perusakan fasilitas umum.

Ia juga meminta aparat penegak hukum dan instansi terkait untuk mengejar pertanggungjawaban dari perusahaan yang terlibat.

“Mana ada perusahaan batubara yang mau bertanggung jawab? Jangan mereka maunya untung saja,” ujarnya dengan nada tinggi.

Bursah juga menyerukan kepada Pemprov Sumatera Selatan agar segera menghentikan sementara operasional angkutan batubara hingga proyek jalan khusus (houling) batubara rampung.

“Kalau saya punya kuasa, sudah saya tutup angkutan batubara ini. Tapi ini kewenangan provinsi, dan saya tidak tahu kenapa provinsi tidak berani,” katanya.

Ia mendesak Pemprov Sumsel untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jalan houling yang telah dirintis Pemkab Lahat guna menghindari kerusakan infrastruktur umum di masa mendatang.

“Kita minta Pemprov Sumsel setop-lah dulu angkutan batubara ini sampai jalan houling selesai,” tegasnya.

 

Empat Truk Terjebak

Jembatan Muara Lawai di Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, ambruk pada Minggu malam (29/6/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.

Empat dump truk, tiga di antaranya bermuatan batubara terjebak di atas jembatan saat kejadian.

Kabag Ops Polres Lahat mengonfirmasi bahwa tidak ada korban jiwa, namun dua sopir mengalami luka dan telah mendapatkan penanganan medis. 

Sementara dua sopir lainnya selamat tanpa luka.

Hingga Senin pagi (30/6/2025), truk-truk tersebut masih berada di atas jembatan yang ambruk dan nyaris jatuh ke sungai.

Polisi telah memasang garis pembatas dan melarang warga mendekat ke lokasi untuk alasan keselamatan.

Akibat kejadian ini, arus lalu lintas dari arah Muara Enim menuju Lahat maupun sebaliknya dialihkan ke jembatan alternatif di sebelahnya.

Namun, menurut warga setempat, Dani, jembatan tersebut juga dalam proses perbaikan sehingga kendaraan harus melintas secara bergantian.

Pihak kepolisian bersama instansi terkait masih melakukan pengamanan di lokasi dan menunggu tindakan lanjutan dari Dinas PUPR terkait upaya perbaikan jembatan yang runtuh tersebut. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved