Berita Pagar Alam
Harga Kopi di Pagar Alam Terjun Bebas, dari Rp70 Ribu Jadi Hanya Rp53 ribu Per kilogram
Memasuki puncak musim panen kopi bahkan sudah ada beberapa daerah yang masuk penghujung musim panen, namun harga jual biji kopi justru terjun bebas.
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: tarso romli
SRIPOKU.COM, PAGAR ALAM - Memasuki puncak musim panen kopi bahkan sudah ada beberapa daerah di Paga Alam yang masuk penghujung musim panen, namun harga jual biji kopi justru terjun bebas.
Betapa tidak, pada saat awal musim panen beberapa bulan lalu harga jual Biji Kopi mencapai Rp70.000 perkilogram.
Namun sejak itu harga Kopi terus mengalami penurunan menjadi Rp67.000 perkilogram.
Tidak hanya itu harga Kopi bahkan dihargai di bawah Rp60.000 perkilogram yaitu Rp57.000 perkilogram untuk kualitas bagus.
Dan hari ini Kamis (19/6/2025) harga Kopi mengalami penurunan menjadi Rp53.000 perkilogram.
Berdasarkan informasi yang dihimpun sripoku.com, penurunan harga Kopi ini biasa terjadi saat puncak masa panen.
Kondisi ini kerap terjadi setiap tahun di saat musim panen.
Salah satu tauke Kopi Kota Pagar Alam, Anca membenarkan jika harga jual Biji Kopi terjun bebas. Bahkan dalam waktu 24 jam harga jual Kopi mengalami penurunan hingga Rp3.000 perkilogram.
"Kemarin harga Kopi masih di angka Rp57 ribu perkilogram, hari ini kembali turun menjadi Rp53 ribu perkilogram," ujarnya.
Saat ditanya penyebab turunnya harga Kopi pihaknya menjelaskan jika turun naik harga Kopi tergantung dengan harga secara nasional. Jika harga Kopi dunia turun maka semua akan ikut turun.
"Selian itu, jika stok melimpah biasanya harga juga akan turun. Karena stok melimpah sedangkan permintaan tetap sama," katanya.
Penurunan harga jual Biji Kopi saat ini menurut petani Kopi Pagar Alam masih cukup wajar. Pasalnya harga jual masih di atas Rp50.000 per kilogram.
"Jika masih di atas Rp50 ribu harga jual Kopi masih lumayan dek. Namun kami berharap jangan sampai harga Kopi anjlok dengan harga jual di bawah Rp50 ribu per kilonya," ungkapnya.
Petani berharap ke depan Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam dan Pemerintah Provinsi Sumsel dapat menjadi buyer Kopi asli Sumsel.
Hal ini agar harga bisa tetap stabil dan tidak dikendalikan oleh buyer luar Sumsel.
"Kami petani sangat berharap harga Kopi tetap stabil agar para petani Kopi tetap bisa membudidayakan Kopi dan tidak beralih ke komoditi lain. Hal ini harus ada campur tangan pemerintah," katanya.
Simak berita menaik lainnya di sripoku.com dengan mengklik Google News.
Pemkot Perketat Perizinan Usaha di Pagar Alam, Harus Seseuai dengan PKKPR |
![]() |
---|
Pegawai Koperasi di Pagar Alam Ini Ajak Temannya Nyambi Jadi Curanmor, Gasak Motor Milik Petani |
![]() |
---|
TAMPANG Pemuda Nekat di Pagar Alam, Edarkan Ganja Bak Jualan Kacang Goreng di Terminal Nendagung |
![]() |
---|
Polres Pagar Alam Salurkan Air Bersih ke Warga Dempo Selatan yang Terdampak Kekeringan |
![]() |
---|
TPP Sudah Dinaikkan, Walikota Pagar Alam Masih Temukan ASN Molor Masuk Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.