Berita Viral
FAKTA 11 Siswa TK Dharma Bhakti Pagar Dewa tak Diajak Perpisahan, Kepala TK Sebut Alasan Ini!
Pengakuan Kepala TK Dharma Bhakti, Pagar Dewa, Bengkulu soal 11 siswa dikucilkan dan tidak diajak perpisahan.
SRIPOKU.COM - Pengakuan Kepala TK Dharma Bhakti, Pagar Dewa, Bengkulu soal 11 siswa dikucilkan dan tidak diajak perpisahan.
Kepala TK Dharma Bakti Dahlia mengatakan, pihak sekolah telah melakukan mediasi dengan wali murid terkait video viral yang beredar di media sosial.
Dalam mediasi tersebut, pihak sekolah menyampaikan permohonan maaf atas adanya miskomunikasi yang terjadi.
Menurutnya, persoalan tersebut sudah diselesaikan secara damai antara kedua belah pihak, dan video yang sempat viral tersebut akan segera ditarik.
"Tadi sudah ada mediasi dengan wali murid, kami pihak meminta maaf karena ada miskomunikasi. Jadi kami sudah mediasi, sudah damai, dan video itu nanti ditarik," jelas Dahlia.
Ia menjelaskan kegiatan makan-makan yang terekam dalam video tersebut merupakan inisiatif dari wali murid, bukan dari pihak sekolah.
Pada hari kejadian, pihak sekolah memang tidak memberlakukan aturan seragam, sehingga anak-anak datang dengan pakaian bebas.
Baca juga: KESAKSIAN Kepala TK di Pagar Dewa Bengkulu yang Viral 11 Siswa Tak Diajak Perpisahan, Mediasi Alot!
Baca juga: Wali Siswa TK di Bengkulu Ngamuk, 11 Anak Dikucilkan tak Diikutsertakan Perpisahan, Kepsek Bereaksi

Dengan adanya klarifikasi ini, pihak sekolah berharap tidak ada lagi kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat.
"Yang mengajak makan-makan kemarin itu walimurid, tidak ada dari sekolah. Kalau seragam, kita hari itu memang bebas," paparnya
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial, unggahan video dengan narasi 11 orang siswa TK di Bengkulu dikucilkan tidak ikut acara perpisahaan hingga seragam pun dibedakan.
Unggahan video tersebut dibagikan akun Facebook @Mamanya Kelvin Qayla pada Rabu (11/6/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.
"Anak kami 11 orang dikucilkan dari seragam dibedakan. Katanya gak ada acara perpisahan tapi ternyata buat acara. Apa salah anak kami...Ini Tk Dharma Bakti Pagar Dewa..yang lain di telepon seragam ini itu. Kami gak ada pembritahuan sama sekali," tulis akun tersebut.
Dalam waktu singkat, unggahan video berdurasi 3 menit 42 detik tersebut telah ditayangkan lebih dari 559 kali.
Terlihat dalam video tersebut, perekam video tiba-tiba mendatangi suatu tempat yang ramai dipenuhi siswa-siswi TK dan sejumlah guru.
Perekam kemudian dengan nada tinggi marah di tengah keramaian tersebut.

"Pantasan yo kami idak dikasih tahu, ternyato buat acara dewek. Iko keceknyo TK Dharma *** ko. Anak kami dikucilkan (Pantasan ya kami tidak diberi tahu, ternyata buat acara sendiri. Ini Bilangnya TK Dharma **** ya. Anak Kami dikucilkan)," ujar perekam video dengan nada tinggi.
"Keceknyo idak ado perpisahan (Katanya tidak ada perpisahan)."
"Apa bedanya anak kami bu?"
Perekam video diduga merupakan salah satu ibu dari 11 siswa TK yang tidak diikutkan dalam acara perpisahan tersebut.
Perekam video kemudian ditemui seorang wanita yang diduga merupakan salah satu guru untuk memberikan pengertian.
"Idak ado kami ngutang di TK ko. Ngapo kami dikucilkan (Tidak ada kami berutang di TK ini. Kenapa kami dikucilkan," lanjutnya.
"Pendidik apa yang seperti ini."
"Anak-anak kami cuma melihat di luar, siswa yang lain makan."
Terlihat pada bagian lain tempat tersebut, sejumlah siswa hanya melihat dari balik jendela.
Unggahan itu kini mendapatkan lebih dari 2.600 komenter dan ditanggapi lebih dari 2.500 kali.
"Ayo diknas turun tangan ini sudah termasuk diskriminasi," tulis akun @Nenny.
"Ngpo cak itu ver, kan msi di bicarakan elok⊃2; dak udh d share d medsos..kasian akan berdampak k mno⊃2;????," akun @Yuni menambahkan.
"Lapor ke diknas,biar izinnya dicabut," akun @Gordon ikut mengomentari.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak sekolah terkait kejadian tersebut.
Kronologi Polemik
Polemik yang melibatkan sejumlah wali murid Taman Kanak-Kanak (TK) di Kota Bengkulu akhirnya berakhir damai setelah dimediasi oleh Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud).
Masalah bermula saat pembagian rapor beberapa waktu lalu.
Sejumlah wali murid berinisiatif mengadakan acara makan bersama sebagai bentuk perpisahan.
Berdasarkan hasil voting, 21 orang sepakat untuk makan di Fhitoz, 11 orang memilih tempat berbeda, dan sisanya memilih langsung pulang ke rumah.
Dari total 57 siswa yang lulus, perbedaan pilihan ini rupanya memicu rasa dikucilkan pada sebagian wali murid.
Situasi semakin memanas ketika video yang menyoroti ketidakhadiran 11 siswa dalam acara perpisahan tersebar luas dan viral di media sosial.
Selain itu, muncul keluhan soal tidak adanya pakaian yang seragam, yang turut memperuncing kesalahpahaman diantara para orang tua.
Menanggapi hal tersebut, pihak sekolah bersama perwakilan wali murid dan Dinas Pendidikan menggelar mediasi pada Kamis (12/6/2025), pukul 09.00 WIB di TK Dharma Bakti, Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.
Mediasi ini dipimpin oleh Plt Kepala Dinas Dikbud Kota Bengkulu, Ilham Putra, dan berlangsung selama hampir dua jam hingga pukul 10.47 WIB.
Dalam mediasi, baik pihak sekolah maupun perwakilan wali murid menyampaikan klarifikasi.
Renta Siskalia, salah satu wali murid yang sebelumnya membagikan video viral di Facebook dengan akun @Mamanya Kelvin Qayla, menyatakan bahwa persoalan ini terjadi akibat miskomunikasi semata.
“Semua ini murni karena miskomunikasi. Kami sudah bertemu dengan pihak sekolah dan tidak ada lagi mencari siapa yang salah dan siapa yang benar,” ungkap Renta.
Ia juga menegaskan bahwa video viral tersebut akan segera ditarik dari media sosial sebagai bentuk itikad baik.
Mediasi Alot
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu, pihak Pemkot menggelar mediasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Mediasi dimulai pukul 09.00 WIB dan berlangsung di TK yang berlokasi di Kelurahan Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.
Mediasi ini dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Dikbud Kota Bengkulu, Ilham Putra.
Menurut Ilham, mediasi sempat berlangsung alot karena 11 wali murid yang merasa anaknya dikucilkan tetap bersikukuh pada pendiriannya.
Sementara itu, wali murid lainnya juga tetap pada argumen mereka.
Mereka menyatakan bahwa tidak ada yang dikucilkan dari acara makan-makan tersebut karena informasi telah disampaikan sebelumnya melalui grup WhatsApp.
Acara makan-makan itu sendiri merupakan inisiatif dari para wali murid, dan pihak sekolah tidak terlibat sama sekali.
"Kami hadir di sini untuk mediasi, mempertanyakan permasalahan yang viral ini. Kami pertemukan kedua belah pihak, ternyata hanya masalah miskomunikasi. Alhamdulillah, hari ini mereka sudah saling memaafkan," ujar Ilham usai mediasi, Kamis (12/6/2025).
Ilham menjelaskan bahwa permasalahan berawal dari miskomunikasi saat pembagian rapor beberapa waktu lalu.
Saat itu, sebagian wali murid berinisiatif mengadakan makan-makan bersama.
Hasil voting menunjukkan bahwa 21 orang sepakat makan di Fhitoz, 11 orang memilih tempat lain, sementara sisanya memilih pulang ke rumah masing-masing.
"Cukup alot (jalannya mediasi), karena ibu-ibunya mempertahankan argumennya masing-masing. Akhirnya mereka menyadari jika ini miskomunikasi, dan saling memaafkan," tambah Ilham.
Mediasi berlangsung selama sekitar dua jam dan berakhir pukul 10.47 WIB.
Setelah mediasi selesai, semua pihak yang terlibat saling berpelukan dan bermaaf-maafan—baik antar wali murid yang sebelumnya berselisih, maupun dengan pihak sekolah.
WANITA Ramput Pirang Ini Diduga Terlibat Pembunuhan Prajurit TNI di Kafe, Sembunyi di Rumah Kosong! |
![]() |
---|
VIRAL Diduga Kemenag Minta Persetujuan Wali Murid Terima 6 Risiko Program MBG, Termasuk Keracunan |
![]() |
---|
TAMPANG Pemuda yang 'Habisi' 2 Bocah Bersaudara saat Cari Durian di Kebun, Sang Kakak Peluk Adiknya! |
![]() |
---|
KEBERADAAN Desy Yanthi Anggota DPRD Kota Bogor Diduga Makan Gaji Buta 6 Bulan Bolos, Ada Surat Sakit |
![]() |
---|
SOSOK Dosen UIN Malang Dilaporkan Dugaan Pelecehan, Jatuhkan Diri, Berguling hingga Pura-pura Stroke |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.