Kunci Jawaban

Jawaban Refleksi Saat Menyusun Jurnal Modul 1 Topik 4 Menerapkan Pendekatan CRT pada Pembelajaran

Contoh pengisian bagian refleksi pada modul 1 Topik 4 Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching pada Pembelajaran ini bisa menjadi

Freepik
REFLEKSI MODUL 1 - Ilustrasi guru sedang mengajar. Jawaban Refleksi Saat Menyusun Jurnal modul 1 Topik 4 Menerapkan Pendekatan CRT pada Pembelajaran 

SRIPOKU.COM - Di bawah ini contoh penulisan refleksi saat menyusun jurnal modul 1 dengan topik Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching pada Pembelajaran.

Contoh pengisian bagian refleksi pada modul 1 Topik 4 Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching pada Pembelajaran ini bisa menjadi referensi peserta PPG Tahun 2025.

Jawaban refleksi pada modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum di bawah ini bisa menjadi referensi bagi Ibu/Bapak Guru.

Baca juga: Jurnal PPG Modul 1 Topik 4 Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching Pada Pembelajaran

Refleksi Modul 1 Topik 4:

Hari ini saya telah menyusun rancangan pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) untuk kelas 6 SD/MI.

Pendekatan ini saya pilih karena saya menyadari pentingnya menciptakan suasana belajar yang menghargai keberagaman budaya yang ada di dalam kelas.

Culturally Responsive Teaching menekankan pada upaya guru untas memahami latar belakang budaya peserta didik serta menjadikannya sebagai bagian penting dari proses pembelajaran.

Tujuan utamanya adalah agar setiap murid merasa dihargai, terlibat secara aktif, dan memiliki rasa memiliki terhadap proses belajar yang dijalani

Dalam perancangannya, saya mencoba mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman sehari-hari peserta didik yang beragam.

Misalnya, saat membahas topik lingkungan, saya memberikan contoh-contoh yang relevan dengan lingkungan tempat tinggal siswa yang berbeda-beda.

Suya juga merancang aktivitas kolaboratif yang mendorong peserta didik untuk saling bertukar cerita dan sudut pandang. Hal ini tidak hanya meningkatkan partisipasi, tetapi juga memperkuat rasa saling menghormati di antara mereka.

Dari proses ini, saya belajar bahwa pembelajaran yang bermakna bukan hanya soal materi, tetapi juga soal koneksi personal antara guru, peserta didik, dan konteks mereka.

Pengalaman ini memberikan wawasan baru bagi saya bahwa pendekatan CRT tidak hanya relevan semacam teori, tetapi juga sangat praktis diterapkan di ruang kelas.

Saya mulai menyadari bahwa setiap peserta didik membawa kekayaan budaya yang dapat menjadi samber belajar yang berharga.

Peran saya sebagai guru bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu menjembatani perbedaan dan memperkuat keterlibatan semua murid.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved