Berita OKU Timur
ASAL Usul Desa Karang Jadi di OKU Timur Sumsel, Suara Cangkul dan Canda Ibu-ibu Bergema di Sawah
desa ini terbagi menjadi tiga dusun dan sembilan RT sebuah struktur yang memudahkan koordinasi dan pelayanan langsung ke masyarakat.
Penulis: Choirul OKUT | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Di tengah hamparan sawah dan ladang yang menghijau di Kecamatan Belitang III, berdiri sebuah desa muda yang kini tengah menorehkan jejak perubahan Desa Karang Jadi.
Meski baru berdiri secara administratif pada tahun 2007, desa hasil pemekaran dari Desa Nusa Bakti ini menjelma sebagai contoh nyata bagaimana pembangunan dari akar rumput dapat tumbuh dengan kuat ketika didorong oleh semangat kolektif masyarakat.
Karang Jadi bukan sekadar tambahan titik di peta Kabupaten OKU Timur.
Ia lahir dari kebutuhan akan pemerataan pembangunan dan efektivitas pelayanan publik di kawasan yang luas dan padat penduduk.
Sejak pemekarannya, desa ini terbagi menjadi tiga dusun dan sembilan RT sebuah struktur yang memudahkan koordinasi dan pelayanan langsung ke masyarakat.
Namun yang membuat Karang Jadi menonjol bukan hanya struktur administratifnya, melainkan denyut kehidupan sosial dan inovasi yang tumbuh dari bawah.
Dua sektor vital yang menjadi napas perubahan di desa ini adalah pertanian dan kesehatan masyarakat, yang digerakkan oleh dua pilar utama: kelompok wanita tani dan posyandu desa.
Di ujung dusun, suara cangkul dan canda para ibu bergema di antara petak-petak sawah. Mereka bukan hanya petani, tapi pelopor.
Kelompok wanita tani Desa Karang Jadi telah menjadi inspirasi regional karena konsistensinya dalam mendorong pertanian berkelanjutan.
Mereka berani meninggalkan cara lama, menggantinya dengan pertanian organik yang ramah lingkungan dan lebih menyehatkan.
Tanpa bergantung pada pestisida kimia, hasil panen mereka justru meningkat kualitasnya.
Mereka juga sukses mengembangkan sistem irigasi efisien yang menyelamatkan tanaman dari ancaman kekeringan musimana masalah klasik di banyak desa pertanian.
Namun, keberanian kelompok ini tidak berhenti di ladang. Mereka aktif menggelar pelatihan, diskusi kelompok, dan lokakarya bersama warga desa lainnya.
Mereka percaya bahwa berbagi pengetahuan adalah bentuk tertinggi dari pemberdayaan.
Dukungan dari pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat memperkuat langkah mereka, menjadikan kelompok ini simbol semangat perubahan yang menyentuh langsung perut rakyat dari tanah, untuk hidup.
Jika sektor pertanian menjadi lumbung pangan, maka Posyandu Desa Karang Jadi adalah benteng kesehatan yang tak kalah penting.
Melalui pendekatan proaktif dan inovatif, posyandu ini tak hanya mencatat kehadiran balita tiap bulan, tapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang lebih dalam edukasi, kesadaran, dan ketangguhan komunitas.
Cakupan imunisasi di desa ini mencapai lebih dari 90 persen, angka yang jarang ditemukan di desa-desa lain di wilayah pedesaan.
Konsultasi bagi ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, hingga pendampingan gizi rutin menjadi program unggulan yang dikelola dengan hati dan keterlibatan nyata dari warga, terutama kaum ibu.
Partisipasi aktif masyarakat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lokal membuat posyandu ini bukan sekadar tempat penimbangan, tapi ruang perjumpaan dan pembelajaran antarwarga.
Di sanalah kesadaran kolektif tentang pentingnya kesehatan tumbuh dan berakar kuat.
Dari ladang ke posyandu, dari perempuan tani ke ibu kader kesehatan, Karang Jadi menunjukkan bahwa pembangunan bukan soal menara beton, tapi soal manusia dan komunitas yang berdaya. Dalam usia yang relatif muda, desa ini telah melampaui banyak ekspektasi.
Karang Jadi adalah contoh bahwa pemekaran bukan hanya keputusan administratif, tapi bisa menjadi jalan lahirnya semangat baru. Di tengah tantangan perubahan iklim, keterbatasan fasilitas, dan arus urbanisasi, mereka bertahan, tumbuh, bahkan menginspirasi.
Di Karang Jadi, pembangunan bukan wacana pemerintah semata. Ia adalah kerja harian yang dijalankan dengan tangan-tangan rakyat. Dan mungkin, di desa seperti inilah harapan masa depan Indonesia benar-benar disemai.
129 Prajurit TNI, Jepang, dan Amerika Gelar Airborne Operations di Langit OKU Timur |
![]() |
---|
DAFTAR Perwira Polres OKU Timur Berganti Posisi, AKP Tukiarsi Jabat Kasi Propam |
![]() |
---|
50 Hektar Sawah Roboh Usai Dihantam Angin Kencang di OKU Timur, Petani Berpacu Selamatkan Padi |
![]() |
---|
Malam Mencekam di Desa Sridadi OKU Timur, Angin Puting Beliung Tiba-tiba Datang, 7 Rumah Rusak Parah |
![]() |
---|
Gaji DPRD OKU Timur Belum Ada Perubahan, Berikut Rinciannya Mulai dari Ketua hingga Anggota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.