Berita Nasional

FAKTA Paper Ijazah Rismon Sianipar Ditemukan di Tempat Sampah Jepang, Tuding Ijazah Jokowi Palsu!

Tapi Peneliti Sistem Informasi dari Hokaido Jepang, Rony Teguh mendapat temuan bahwa Rismon hanya memiliki satu prosiding.

Editor: Welly Hadinata
TribunnewsBogor.com
RISMON SIANIPAR - Foto Rismon Sianipar yang menunjukkan ijazah miliknya berujung ditertawakan oleh peneliti dari Jepang, blak-blakan disebut penipu, Senin (9/6/2025). Rismon Sianipar mengaku lulusan dari Yamaguchi University Jepang namun faktanya paper ijazah Rismon Sianipar justru ditemukan di tempat sampah Jepang. 

SRIPOKU.COM - Benarkah paper ijazah Rismon Sianipar ditemukan di tempat sampah Jepang?

Diketahui, Rismon Sianipar mengaku lulusan dari Yamaguchi University Jepang. 

Rismon memperoleh beasiswa Monbukagakusho dari Pemerintah Jepang pada tahun 2003.

Tapi Peneliti Sistem Informasi dari Hokaido Jepang, Rony Teguh mendapat temuan bahwa Rismon hanya memiliki satu prosiding.

"Prosiding itu tingkat kasta paling rendah dalam sebuah penelitian. Karena dia hanya menampilkan data baru yang belum bisa dijadikan paper utama. Ditulis tahun 2006 saya cek," katanya.

Selain itu dalam paper pun kata Rony, Rismon bukan sebagai penulis utama. 

Baca juga: Situasi Potensi Berbalik, Peneliti Dari Jepang Ragukan Ijazah Rismon Sianipar, Warna Disorot

"Setelah itu dia hanya memiliki paper yang menjadi paper yang menjadi penulis ke 4 atau ke 3 bahkan ke 5. Yang jelas tulisannya itu nomor 4. Biasanya penulis ke 4 itu penulis pembantu," katanya di Analis Forensik Digital.

Berdasar hasil pengecekan, kata Rony Teguh, Rismon Sianipar memang memiliki paper.

Tapi karya tulis ilmiah tersebut sudah disimpan di tempat sampah. 

"Kita cek sebenarnya ada. Tetapi sudah digomi, bahasa Jepang digomi ditaruh di tempat sampah, karena sudah lewat waktunya. Jadi hanya ada di list project profesornya bahwa dia pernah menulis paper. Apakah dipublikasi ? Tidak. Karena di situ tidak tertulis dipublikasi," katanya.

Ia menerangkan bahwa paper merupakan syarat disertasi.

Baca juga: Rismon Ancam Laporkan Skripsi Jokowi, Eks Presiden Tanggapi Santai: KK, KTP Dilaporkan Juga

"Jadi biasanya paper utama syarat disertasi. Jadi kalau dia prosiding, poster, kemudian jurnal baru dapat satu bagian riset. Kemudian dia ulangi lagi untuk paper-paper lain supaya bisa memenuhi standar akhir sebuah disertasi. Bab 1 bab 2 bab 3 dan bab 5 kan ada di dalamnya untuk tulisan dari paper extracting dari papernya dari prosidingnya," katanya.

Namun hasil penelusurannya Rismon justru hanya memiliki satu prosiding.

"Bisa dibayangkan hanya satu prosiding itu bisa menulis paper. Sementara paper dan prosiding bertolak belakang, satu image procesing, satu tentang kripto," katanya.

Tertulis di Wikipedia, Rismon memiliki disertasi menggabungkan metode tapis non-linear FitzHugh-Nagumo dengan kriptografi kurva eliptik (ECC) untuk meningkatkan keamanan dan otentifikasi data digital.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved