Tak Puas Serang Ijazah Jokowi, Roy Suryo Tuduh UGM Hilangkan Nama Mantan Dekan Demi Eks Presiden RI

SRIPOKU.COM - Babak baru polemik ijazah Jokowi terus bergulir. Kali ini Roy Suryo menyinggung soal UGM.

Roy Suryo memang gencar menyoroti ijazah Jokowi terkait keasliannya.

Bahkan karena hal itu, Jokowi pun sudah melaporkan Roy Suryo bersama 5 orang lainnya terkait polemik ijazahnya.

Bak tak puas, kini Roy Suryo lantas menyoroti UGM tempat kuliah Jokowi.

Roy Suryo dengan lantang menyebut bahwa UGM berani untuk 'menghilangkan' mantan dekan periode saat Jokowi kuliah.

Disebutkan Roy Suryo ia mengetahui dekan saat Jokowi berkuliah, namun setelah ditelusuri nama dekan yang dimaksud berbeda dengan yang tertulis di ijazah presiden ke 7 RI itu.

Karena itu Roy Suryo menyebut UGM telah berani menghilangkan sosok dekan tersebut.

Roy menuding pihak UGM mengaburkan sejarah soal dekan di Fakultas Kehutanan.

"UGM saja tega menghilangkan atau menghapus daftar riwayat hidup Prof Dr Ir Ahmad Soemitro setelah wafat 13 tahun kemudian dikoreksi, UGM tega banget ini," ujar Roy Suryo dilansir dari tayangan INews Rabu (21/5/2025).

Baca juga: Akhirnya Ijazah Asli Jokowi Dibuka di Bareskrim Polri, Logo UGM Mulai Pudar

Diungkap Roy, ia punya bukti bahwa UGM telah mengganti nama dekan yang asli demi ijazah Jokowi.

Sebab yang diketahui Roy Suryo, dekan saat Jokowi lulus dari UGM itu adalah Achmad Sumitro.

Tapi yang tertera di ijazah Jokowi adalah dekannya Soenardi Prawirohatmodjo.

"Jadi tadinya Prof Dr Ir Achmad Sumitro itu adalah dekan di Fakultas Kehutanan UGM selama 3 periode tahun 71 sampai 88. Tapi karena di skripsi yang disebut punya Jokowi itu ternyata dekannya beda, kemudian sepeninggal Prof Dr Ir Achmad Sumitro 13 tahun setelahnya UGM meralat itu. Tapi UGM lupa bahasa inggrisnya tidak diralat. Jadi lain kali kalau mau utak-utik agak pintar dikit UGM," pungkas Roy Suryo.

Lantaran hal itu, Roy pun menuduh UGM telah mengubah sejarah demi Jokowi.

"Jadi dihapus sejarahnya seolah-olah tahun 85 dekannya bukan Prof Dr Ir Achmad Sumitro. Ada di ugm.ac.id. Artinya UGM pun tega mengubah sejarah yang seharusnya itu tidak dilakukan hanya demi mengikuti ijazah yang mungkin salah tulis," imbuh Roy.