Siswa Demo di Muratara
Memanas di Muratara, Siswa SMAN Surulangun Demo, Tuntut Kepala Sekolah Dicopot
Ratusan siswa SMA Negeri Surulangun Rawas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menggelar aksi demonstrasi di depan
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, MURATARA - Ratusan siswa SMA Negeri Surulangun Rawas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menggelar aksi demonstrasi di depan sekolah mereka pada Senin (19/5/2025) pagi.
Aksi ini dipicu oleh sejumlah persoalan yang mereka rasakan, hingga melahirkan sembilan tuntutan yang salah satunya adalah penggantian kepala sekolah.
Para siswa, baik laki-laki maupun perempuan, tampak membawa sejumlah baliho bertuliskan aspirasi mereka.
Bahkan, sebagai bentuk protes yang lebih tegas, mereka juga melakukan aksi bakar ban bekas di tengah jalan, tepat di depan gerbang masuk SMA Negeri Surulangun Rawas.
Adapun sembilan poin tuntutan yang disuarakan oleh para siswa dalam aksi demo tersebut adalah sebagai berikut:
Ketidaknyamanan Area Parkir: Siswa mengeluhkan kondisi area parkir di dalam sekolah yang panas, becek, dan rawan kehilangan barang.
Pemotongan Dana PIP yang Tidak Jelas: Mereka mempertanyakan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang dinilai sangat besar dan tidak transparan, serta kejelasan penggunaan dana tersebut.
Minimnya Pendanaan Kegiatan Ekskul: Banyak kegiatan ekstrakurikuler yang tidak mendapatkan dana yang memadai, menyebabkan ekskul tidak berjalan lancar dan kegiatannya menjadi sangat terbatas.
Kondisi WC Sekolah yang Tidak Layak: Fasilitas toilet sekolah dinilai tidak memenuhi standar dan tidak layak untuk sebuah sekolah negeri.
Kerusakan Fasilitas Sekolah yang Tidak Diperbaiki: Banyak fasilitas sekolah yang rusak tanpa adanya perbaikan, meliputi WC yang tidak standar, plafon yang hancur dan berlubang, keramik dan lantai yang pecah, jendela yang banyak hilang, cat sekolah yang pudar karena tidak pernah dicat ulang, serta instalasi listrik yang tidak memadai di dalam kelas.
Kewajiban LKS yang Dipertanyakan: Siswa mempertanyakan mengapa hanya SMAN Surulangun yang mewajibkan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan adanya kebijakan pemblokiran saat ujian jika pembayaran LKS belum lunas.
Penolakan Audiensi Keluhan Siswa: Pihak sekolah dinilai enggan melakukan audiensi untuk mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan siswa.
Kepala Sekolah yang Sering Absen: Kehadiran kepala sekolah di sekolah dinilai sangat jarang.
Tuntutan Penggantian Kepala Sekolah: Poin utama dan terpenting dari aksi ini adalah permintaan agar kepala sekolah saat ini diganti.
Dalam video rekaman aksi demo yang beredar, terlihat beberapa petugas kepolisian berjaga dan melakukan pengamanan selama aksi berlangsung.
Kapolres Muratara, AKBP Rendy Surya Aditama melalui Kasi Humas, IPDA Didian Perkasa, membenarkan adanya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri Surulangun tersebut.
"Benar, ada aksi demo yang diajukan oleh para siswa SMA Negeri Surulangun di Muratara," singkat IPDA Didian Perkasa pada Senin (19/5/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.