Kunci Jawaban

Latihan Soal Tes Akhir Modul Fikih Level 1 Modul Pedagogik PPG 2025 Dilengkapi Kunci Jawaban

Ini latihan soal beserta kunci jawaban Tes Akhir Modul (TAM) Fikih Level 1 Modul Pedagogik PPG Transformasi Kemenag 2025 yang bisa dipelajari.

Penulis: Siti Umnah | Editor: Siti Umnah
Freepik.com
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN : Ini latihan soal beserta kunci jawaban Tes Akhir Modul (TAM) Fikih Level 1 Modul Pedagogik PPG Transformasi Kemenag 2025 yang bisa dipelajari.(Freepik.com) 

SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan latihan soal Tes Akhir Modul (TAM) Fikih Level 1 Modul Pedagogik PPG Transformasi Kemenag 2025 yang bisa dipelajari. 

Untuk itu simak latihan soal Tes Akhir Modul (TAM) Fikih Level 1 Modul Pedagogik PPG Kemenag 2025 yang dilengkapi dengan kunci jawaban.

Baca juga: 50 Latihan Soal Tes Akhir Modul Guru Kelas RA Modul Pedagogik PPG 2025 Dilengkapi Kunci Jawaban

Baca juga: 50 Latihan Soal Tes Akhir Modul SKI Modul Pedagogik PPG Transformasi 2025 Dilengkapi Kunci Jawaban

Baca juga: 50 Contoh Soal Tes Akhir Modul Quran Hadits PPG Transformasi PAI Kemenag 2025 Disertai Kunci Jawaban

1. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada penyelesaian masalah yang relevan dengan kehidupan nyata. Dalam pelajaran Fikih, model ini dapat digunakan untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap ajaran Islam melalui studi kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai agama, hukum, sosial, dan moral. Sebagai guru Fikih, Anda dapat menerapkan model PBL dalam mengajarkan topik "Makanan dan Minuman Halal" kepada siswa di kelas. Pertanyaan: Bagaimana penerapan PBL pada pelajaran Fikih tentang "Makanan dan Minuman Halal" dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan isu sosial? Pilih jawaban yang paling tepat berdasarkan penjelasan Anda.

A. Dengan menghafalkan hukum-hukum tentang makanan halal, siswa akan memahami dengan baik tanpa perlu mengaitkan masalah sosial dalam kehidupan nyata.

B. PBL hanya berfokus pada perbandingan makanan halal dan haram tanpa memperhatikan relevansi dalam kehidupan sehari-hari.

C. PBL mengarahkan siswa untuk berpikir tentang keuntungan pribadi dari mengonsumsi makanan halal, tanpa memperhatikan dampak sosial atau ekonomi bagi masyarakat.

D. PBL membantu siswa mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu sosial terkait makanan halal, seperti produk yang mengandung bahan haram atau membahayakan bagi tubuh manusia, serta solusi untuk mengatasinya.

E. PBL tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan masalah sosial terkait makanan dan minuman halal karena lebih menekankan pada pengajaran teori-teori hukum Fikih.

Jawaban : D. PBL membantu siswa mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu sosial terkait makanan halal, seperti produk yang mengandung bahan haram atau membahayakan bagi tubuh manusia, serta solusi untuk mengatasinya.

2. Problem-Based Learning (PBL) dan Project-Based Learning (PJBL) adalah dua model pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan siswa melalui pengalaman langsung dengan masalah nyata. Meskipun keduanya memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu pembelajaran berbasis masalah, terdapat perbedaan dalam implementasinya. PBL lebih berfokus pada penyelesaian masalah melalui analisis dan diskusi, sedangkan PJBL melibatkan siswa dalam suatu proyek jangka panjang yang menghasilkan produk nyata. Dalam konteks pelajaran Fikih, PJBL dapat diterapkan dalam proyek pembuatan modul ajaran fikih Islam atau kegiatan sosial berbasis agama seperti gerakan zakat infak sedekah yang melibatkan masyarakat. Sementara PBL dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus-kasus fikih yang berkaitan dengan isu moral, ibadah, hukum, dan sosial. Apa perbedaan utama antara PBL dan PJBL dalam penerapannya pada pembelajaran Fikih, dan bagaimana masing-masing model ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap ajaran Islam?

A. PBL lebih menekankan pada pembuatan produk fisik, sedangkan PJBL lebih fokus pada diskusi dan analisis masalah tanpa menghasilkan produk nyata.

B. PJBL lebih cocok untuk pengajaran yang melibatkan diskusi kelompok tentang ajaran Islam, sedangkan PBL lebih banyak digunakan untuk kegiatan berbasis produk, seperti membuat modul ajaran Islam.

C. PBL lebih menekankan pada penyelesaian masalah dengan analisis mendalam dan diskusi, sementara PJBL melibatkan siswa dalam proyek yang menghasilkan produk nyata dan solusi atas masalah sosial atau agama.

D. PBL hanya efektif untuk topik-topik teoretis dalam Fikih, sedangkan PJBL lebih efektif untuk topik-topik praktis dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan Fikih.

E. PBL dan PJBL tidak memiliki perbedaan signifikan dan dapat diterapkan secara bergantian dalam semua topik Fikih tanpa mempengaruhi hasil belajar siswa.

Jawaban : C. PBL lebih menekankan pada penyelesaian masalah dengan analisis mendalam dan diskusi, sementara PJBL melibatkan siswa dalam proyek yang menghasilkan produk nyata dan solusi atas masalah sosial atau agama.

3. Project-Based Learning (PJBL) dapat diterapkan dalam pembelajaran Fikih dengan cara melibatkan siswa dalam proyek-proyek yang terkait langsung dengan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata. Sebagai contoh, siswa dapat diminta untuk membuat proyek sosial yang berbasis agama, seperti kegiatan bakti sosial yang mendukung prinsip-prinsip zakat, sedekah, dan kepedulian sosial. Selain itu, mereka juga dapat diminta untuk merancang kampanye kesadaran agama atau modul ajaran Islam yang bisa diimplementasikan di masyarakat. Bagaimana penerapan PJBL dalam pelajaran Fikih dapat meningkatkan motivasi siswa dan mengembangkan sikap kepemimpinan serta kerja sama dalam konteks ajaran Islam? Pilih jawaban yang paling tepat berdasarkan penjelasan Anda.

A. PJBL tidak dapat meningkatkan motivasi siswa karena terlalu banyak mengandalkan teori dan tidak ada penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari.

B. PJBL dapat meningkatkan motivasi siswa dengan melibatkan mereka dalam proyek nyata yang berhubungan dengan ajaran Islam, seperti kegiatan sosial berbasis agama yang mendorong siswa untuk berkolaborasi dan menunjukkan sikap kepemimpinan.

C. PJBL hanya efektif untuk mengajarkan aspek teknis dari ajaran Islam, tanpa memberikan ruang untuk pengembangan sikap sosial dan kepemimpinan

D. PJBL cenderung menurunkan motivasi siswa karena sifatnya yang terlalu berfokus pada teori ajaran Islam, dan tidak melibatkan pengalaman praktis dalam kehidupan sehari-hari.

E. PJBL lebih efektif untuk mengajarkan aspek-aspek agama yang bersifat individual dan tidak melibatkan kerja sama atau kepemimpinan dalam kelompok

Jawaban : B. PJBL dapat meningkatkan motivasi siswa dengan melibatkan mereka dalam proyek nyata yang berhubungan dengan ajaran Islam, seperti kegiatan sosial berbasis agama yang mendorong siswa untuk berkolaborasi dan menunjukkan sikap kepemimpinan.

4. Apa tujuan utama dari pendekatan pembelajaran berbasis masalah (PBL)?

A. Memberikan informasi secara langsung kepada siswa

B. Membimbing siswa dalam mempelajari materi melalui ceramah.

C. Meningkatkan keterampilan analisis dan pemecahan masalah siswa.

D. Menyelesaikan proyek dengan produk nyata sebagai hasil akhir.

E. Memastikan siswa memahami konsep secara hafalan

Jawaban : C. Meningkatkan keterampilan analisis dan pemecahan masalah siswa.

5. Mengapa masalah yang dihadirkan dalam PBL biasanya bersifat kompleks dan tidak terstruktur?

A. Untuk membingungkan siswa sehingga mereka bekerja lebih keras.

B. Agar siswa lebih tergantung pada guru dalam menyelesaikan masalah.

C. Untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

D. Karena masalah sederhana tidak memerlukan pembelajaran mendalam.

E. Untuk membatasi fokus pembelajaran hanya pada satu bidang ilmu

Jawaban : C. Untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

6. Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi menekankan pada kebutuhan individu siswa. Salah satu prinsip utamanya adalah menyesuaikan konten pembelajaran. Dalam konteks ini, apa yang seharusnya dilakukan guru jika menghadapi siswa dengan kemampuan pemahaman awal yang sangat beragam?

A. Memberikan materi yang sama kepada seluruh siswa untuk memastikan keseragaman.

B. Menggunakan metode ceramah agar semua siswa mendapatkan informasi yang sama.

C. Menyediakan bahan ajar dengan tingkat kesulitan berbeda sesuai dengan kebutuhan siswa.

D. Menyerahkan tanggung jawab belajar sepenuhnya kepada siswa.

E. Fokus hanya pada siswa yang memiliki pemahaman paling rendah

Jawaban : C. Menyediakan bahan ajar dengan tingkat kesulitan berbeda sesuai dengan kebutuhan siswa.

7. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, salah satu cara guru mendukung keterlibatan siswa adalah melalui minat mereka. Jika terdapat siswa yang menyukai teknologi, guru dapat:

A. menugaskan mereka untuk membaca buku teks terkait teknologi tanpa pendampingan

B. Mengintegrasikan aplikasi atau perangkat lunak ke dalam aktivitas belajar mereka

C. Mengalihkan perhatian siswa pada materi lain yang dianggap lebih umum.

D. Memberikan penilaian tambahan tanpa mengaitkan teknologi.

E. Meminta siswa tersebut untuk mengajarkan teknologi kepada teman lainnya

Jawaban : B. Mengintegrasikan aplikasi atau perangkat lunak ke dalam aktivitas belajar mereka

8. DBL mengharuskan guru untuk memodifikasi proses pembelajaran agar sesuai dengan gaya belajar siswa. Apa strategi terbaik untuk mengakomodasi siswa dengan gaya belajar kinestetik?

A. Memberikan ceramah panjang dengan catatan yang harus ditulis.

B. Menggunakan grafik dan diagram dalam materi pembelajaran.

C. Melibatkan siswa dalam kegiatan yang melibatkan gerakan fisik, seperti eksperimen atau simulasi.

D. Memberikan tugas esai untuk dikerjakan secara mandiri.

E. Memutar video pembelajaran tanpa interaksi langsung.

Jawaban : C. Melibatkan siswa dalam kegiatan yang melibatkan gerakan fisik, seperti eksperimen atau simulasi.

9. Salah satu tantangan dalam menerapkan DBL adalah manajemen kelas. Bagaimana cara terbaik bagi guru untuk mengelola kelas yang memiliki aktivitas pembelajaran berbeda dalam waktu yang sama?

A. Memberikan aturan ketat agar seluruh siswa tetap diam selama pembelajaran.

B. Mengelompokkan siswa berdasarkan preferensi mereka dan memberikan arahan yang jelas untuk setiap kelompok.

C. Meminta siswa bekerja secara individu tanpa interaksi.

D. Menghentikan semua aktivitas untuk fokus pada siswa yang membutuhkan bantuan

E. Menggunakan satu metode yang sama untuk seluruh kelas agar lebih sederhana.

Jawaban : B. Mengelompokkan siswa berdasarkan preferensi mereka dan memberikan arahan yang jelas untuk setiap kelompok.

10. Guru memutuskan untuk menggunakan pendekatan DBL dalam sebuah kelas multikultural. Apa yang seharusnya menjadi perhatian utama guru dalam memilih bahan ajar?

A. Menggunakan bahan ajar yang hanya berfokus pada budaya mayoritas.

B. Mengintegrasikan konten dari berbagai latar belakang budaya siswa.

C. Menghindari diskusi budaya untuk mencegah konflik.

D. Memberikan bahan ajar universal tanpa mempertimbangkan keberagaman.

E. Mengabaikan perbedaan budaya demi efisiensi waktu.

Jawaban : B. Mengintegrasikan konten dari berbagai latar belakang budaya siswa.

 


Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dengan klik Di Sini.

Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved