Palembang Berdaya Sejahtera

Lonjakan Produksi Sampah Jelang Lebaran, Pemkot Palembang Kerahkan Penambahan Ritase Armada Angkutan

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Kota Palembang menghadapi tantangan peningkatan produksi sampah

Editor: Yandi Triansyah
@ratudewa
TINJAU SAMPAH - Tangkapan layar dari akun @ratudewa, Minggu (30/3/2025). Wali Kota Palembang Ratu Dewa meninjau sampah di kawasan Soak Bujang, Kecamatan Gandus. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Kota Palembang menghadapi tantangan peningkatan produksi sampah yang signifikan.

Dalam dua hingga tiga hari terakhir, volume sampah melonjak hingga 50 persen dibandingkan hari-hari biasa.

Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas masyarakat dalam mempersiapkan Lebaran, seperti belanja kebutuhan, pembersihan rumah, dan kegiatan lainnya yang menghasilkan lebih banyak sampah.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palembang telah mengambil langkah cepat dengan mengoptimalkan pengangkutan sampah.

Armada yang biasanya melakukan dua ritase, kini ditingkatkan menjadi tiga hingga empat ritase per hari.

Namun, mengingat keterbatasan jumlah armada, Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, mengimbau masyarakat untuk turut berperan dalam pengelolaan sampah.

"Saya mengajak warga untuk memilah dan mengurangi produksi sampah rumah tangga, terutama menjelang dan saat Idul Fitri," kata dia, Minggu (30/3/2025).

Ratu Dewa mengajak masyarakat untuk menerapkan konsep "Lebaran Minim Sampah" dengan langkah-langkah berikut:

Membawa botol minuman/tumbler untuk tempat air minum.

Menggunakan wadah makan dan alat makan yang dapat digunakan ulang.

Mengambil makanan secukupnya tanpa sisa.

Membawa tas belanja dari rumah dan menghindari penggunaan plastik sekali pakai.

Membawa peralatan sholat sendiri dari rumah dan menghindari penggunaan koran bekas.

Tidak meninggalkan sampah di tempat sholat.Konsep 4R Pasca-Lebaran

Setelah perayaan Idul Fitri, Ratu Dewa mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan konsep 4R dalam kehidupan sehari-hari.

"Reduce mengurangi penggunaan barang atau bahan yang berpotensi menjadi sampah, reuse menggunakan kembali barang yang masih bisa dimanfaatkan agar tidak langsung dibuang. recycle mengolah kembali barang bekas agar bisa digunakan lagi dan replace mengganti produk sekali pakai dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan,”ujar Ratu Dewa,

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved